Rabu, 19 September 2012

HAMBA (KEPEMIMPINAN) YANG SETIA


HAMBA (KEPEMIMPINAN) YANG SETIA.jpg
Prof. Dr. Manlian Ronald. A. Simanjuntak., ST., MT., D.Min
Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen Konstruksi
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

This is my FATHER’s world.....Satu bagian kutipan pujian yang menyatakan bahwa semua yang kita kelola melalui mandat TUHAN saat ini adalah lansekap ALLAH. Lansekap yang TUHAN percayakan kepada kita sebagai hambaNYA yang menuntut kesetiaan. Konteks hamba TUHAN dan kesetiaan dalam segala perkara yang mengacu kepada Firman TUHAN di dalam II Timotius 2:1-7 merupakan pemahaman yang tidak terpisahkan. Kepemimpinan tidak saja fokus kepada orangnya, melainkan fokus kepada “sifat”. Sedangkan hati seorang hamba adalah hati yang luhur yang dimiliki dalam sifat kepemimpinan. Baik hamba dan kepemimpinan, kita tetap mengarah kepada TUHAN yang berdaulat. Dalam memahami konteks hamba dan kepemimpinan yang setia, ada 3 latar belakang penting yang perlu kita pahami bersama, yaitu:

A.  Globalization.
Konteks globality sebagai suatu pemahaman yang tidak baru dan tidak berbeda dengan pemahaman globalization.  Dalam konteks globality yang ditulis oleh Harold. L. Sirkin, James. W. Hemerling, dan Arindam. K. Bhattacharya dalam buku mereka yang berjudul Globality, adalah konteks globality merupakan suatu fakta dimana manusia berkompetisi satu dengan yang lain. Isyu tentang globality berhubungan juga dengan speed/kecepatan (segalanya serba cepat), manusia yang berkompetisi (people first), di dalam persaingan seluruhnya mudah terhubung satu sama lain, dan nilai manusia sebagai ciptaan TUHAN yang memiliki mandat mengelola segala ciptaan TUHAN cenderung menurun akibat fokusnya tidak lagi kepada sang Pencipta.

B.  Potret Kemerdekaan Negara Indonesia
Mengamati perjalanan kepemimpinan Indonesia, kita mencoba memahami perjalanan 5 (lima) fase kepemimpinan, yaitu:  kepemimpinan masa Pra Kemerdekaan/Kebangsaan 28 Oktober 1928, kepemimpinan  masa Kemerdekaan 1928-1945, kepemimpinan masa Demokrasi Terpimpin 1945-1955, kepemimpinan masa Orde Baru 1956-1998, kepemimpinan masa Reformasi 1998-saat ini. Permasalahan yang dapat kita pelajari dalam kelima fase karakter kepemimpinan Indonesia mengarah kepada permasalahan karakter kepemimpinan, yaitu: moral, integritas, ide, kekuasaan/power dan intelektualitas. Hal ini sungguh menyedihkan oleh karena sebenarnya kita belum semakin maju. Terlihat kita maju dari luar, tetapi di dalam sangatlah berbeda. Pada saat yang baik ini saya mengutip kalimat yang dipresentasikan Prof. Dr. Magnis Suseno dalam presentasi beliau dalam Leadership Seminar di Universitas Pelita Harapan 4 Agustus 2011 yang lalu, dimana saat ini Indonesia berada dalam ”kondisi yang aneh”. Dari luar, Indonesia terlihat baik dan masuk kelas dunia, tetapi kondisi Indonesia di dalam justru dalam kondisi sebaliknya.

C.  Jati diri gereja
Mengapa hal ini menjadi penting? Tentu saja, oleh karena saat ini kita terlalu banyak membicarakan tentang gereja sebagai gedung, bukan konteks gereja sebagai umat manusia yang dikasihi TUHAN, diberkati TUHAN dan yang TUHAN kasihi, untuk kembali memuji dan memuliakan TUHAN. Sehingga fokusnya bukan kepada judul gerejanya, tetapi hidup yang terus memuliakan TUHAN dan mengasihi TUHAN secara utuh, oleh karena TUHAN sudah lebih dulu mengasihi kita manusia yang memiliki natur dosa.

MENJADI HAMBA YANG SETIA
Bagian Firman TUHAN II Timotius 2:1-7 yang ditulis oleh rasul Paulus oleh karena adanya Roh Kudus yang mendorongnya menyampaikan maksud TUHAN kepada umat manusia yang dikasihiNYA. Bagian firman TUHAN di dalam II Timotius merupakan surat terakhir rasul Paulus yang memiliki tema ”bertekun dengan ketabahan”. Ketika rasul Paulus menulis surat ini, Kaisar Nero saat itu sedang berkuasa untuk menghentikan perkembangan kekristenan di Roma dengan melakukan aniaya yang luar biasa kepada orang yang percaya kepada TUHAN. Rasul Paulus kemudian menyadari bahwa ia mulai ditinggalkan para sahabatnya dan ia menyadari pelayanan sudah berakhir dan kematiannya sudah dekat. Hal ini dirasakannya ketika Paulus merasakan kesendiriannya ketika menghadapi kemungkinan dihukum mati yang sudah dekat, dan saat itu ia meminta Timotius menemaninya di Roma. Ketika rasul Paulus mengirim surat ini, Timotius masih berada di Efesus.
Surat Rasul Paulus kepada Timotius yang kedua, memiliki 6 (enam) arah besar yang layak kita teladani. Bagian pertama, yaitu tentang pesan Paulus kepada Timotius. Bagian kedua, yaitu tentang berbagai tuntutan untuk menjadi hamba TUHAN yang setia. Bagian ketiga, yaitu pengalaman tentang kondisi kejahatan yang semakin meningkat yang segera terjadi. Bagian keempat, yaitu menuntun untuk terus tekun dalam kebenaran. Bagian kelima, yaitu pesan untuk terus memberitakan Firman TUHAN. Bagian keenam, yaitu tentang kesaksian dan pengarahan Paulus tentang tema penulisan untuk bertekun dengan ketabahan. Bagian penting untuk menjadi hamba TUHAN yang setia akan kita bahas sebagai berikut:
a.Bagian penting pertama di ayat 1 jelas tuntutan untuk menjadi hamba TUHAN yang setia adalah agar kita menjadi kuat oleh kasih karunia TUHAN.Menjadi kuat oleh kasih karunia TUHAN secara terstruktur disadari dan dialami dalam fase penting, yaitu: menyadari manusia yang memiliki natur dosa yang sebanarnya tidak layak di hadapan TUHAN, bertobat setiap waktu untuk taat kepada TUHAN, menyadari sebagai umat yang berdosa namun dikasihi TUHAN mendapatkan kasih karunia TUHAN secara khusus, dan mengimani untuk dimampukan serta dikuatkan oleh karena telah menerima kasih karunia TUHAN.
b.Bagian penting kedua di ayat 2 yaitu agar kita mempercayakan berita kepada orang yang dapat dipercaya. Bagian ini menjelaskan tentang peran dan tanggung jawab gereja dalam membina orang percaya di dalam iman.
c.Bagian penting ketiga di ayat 3-7 yaitu untuk terus bertahan di dalam penderitaan.  Hal tentang menderita juga dijelaskan dalam 1 Petrus 3:17-20. Pesan kata ”menderita” bagi manusia adalah tantangan, tapi jelas pesan kata ”menderita” bagi TUHAN adalah hal yang sangat berarti bagi hidup manusia. Hal ini menimbulkan pertanyaan bagi kita, apakah maksud TUHAN untuk hal ini? Pemahaman ”menderita” di dalam Firman TUHAN yaitu: penderitaan adalah apa yang dipikirkan ALLAH bukan apa yang manusia pikirkan, penderitaan adalah apa yang direncanakan ALLAH, penderitaan adalah bukti kemenangan bukan kekalahan.
d.Selanjutnya untuk menjadi hamba yang setia, masih ada bagian penting keempat dan kelima di ayat 8-26 yaitu untuk menderita bahkan mati dengan YESUS KRISTUS, dan menuntun kita untuk menghindari perihal yang bodoh/buruk serta mempertahankan Injil dalam cara yang tidak tercela.

IMPLIKASI

Selanjutnya, bagaimana mengaplikasikan “hamba TUHAN yang setia” tersebut di dalam lansekap pelayanan baru setiap hari? Lansekap sebagai ladang pelayanan butuh iman yang teguh bagaikan seorang murid. Konsep pemuridan di dalam TUHAN memiliki motivasi yang teguh di dalam iman, dan bertahan di dalam segala perkara.. TUHAN yang jelas mencari kita, manusia sering menghindar tidak mencari TUHAN. Hal ini jelas tertulis di dalam Firman TUHAN di dalam kitab Kejadian, dan terang TUHAN jelas mencari manusia dan TUHAN meneladani untuk dapat berdampak melalui pengorbananNYA.
Implikasi hati hamba TUHAN yang setia yaitu bagaikan seorang murid yang meneladani Kristus sebagai pemimpin sekaligus pengikut. Pemimpin disini adalah memberi teladan, dan pengikut memiliki ketaatan.  Sebagai seorang pemimpin, sebenarnya tidak lagi memikirkan dirinya saja, tetapi fokus kepada memberikan teladan bagi pengikutnya, dan mempersiapkan para pengikutnya untuk memberikan teladan berikutnya bagi orang lain. Untuk itulah pemahaman hati hamba yang setia di dalam kepemimpinan kemudian menghasilkan kajian dari berbagai penelitian, teori dan pandangan para pakar, yaitu untuk: memiliki model Kepemimpinan YESUS KRISTUS, mengubahkan orang lain, memerlukan pengorbanan, menginspirasikan orang lain, memiliki visi, memuridkan untuk mempersiapkan generasi penerus di masa depan. Kiranya segala hormat, puji dan kemuliaan hanya bagi DIA, dan kiranya TUHAN senantiasa memberkati kita semua.

Bukti Yesus Tuhan


Bukti Yesus Tuhan.jpg

Yohanes, murid Yesus Kristus, sang rasul, memulai kitab Injil Yohanes dengan perkataan yang sangat terang benderang, bahwa Yesus Kristus adalah Allah. Yohanes 1,1-3:  Pada mulanya adalah Firman (Yesus Kristus), Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan Firman itu (Yesus Kristus) adalah Allah.  Dan Sang Firman ada di dalam kekekalan. Dan dalam ayat ke 3, dikatakan: Segala sesuatu dijadikan (diciptakan) oleh Dia.
Jelas,  Firman (Yesus Kristus) adalah Pencipta yang berada dalam kekekalan, sebelum dunia ada. Dengan gampangnya, biasanya sanggahan datang, bahwa itu adalah kata Yohanes, bukan kata Tuhan Yesus. Tetapi dalam Yohanes 8:53-58 - dalam dialog Yesus dengan orang-orang Yahudi - jelas Yesus Kristus sendiri menyebut diri-Nya ada sejak kekal. Sebelum Abraham jadi, Aku telah ada. Dia adalah Tuhannya Abraham. Ini membuat orang Yahudi marah, dan hendak melempari Yesus dengan batu. Bisa dibayangkan, orang Yahudi yang selalu kalah berdialog tentang kebenaran, yang juga melihat fakta karya Yesus Kristus (mujizat, kuasa, pengampunan dosa), tak bisa percaya, apalagi manusia di masa kini, yang jauh dari fakta peristiwa.

Kemudian Paulus, yang juga rasul, mengatakan dalam Filipi 2,6-8 bahwa Yesus Kristus yang dalam ke-Illahian-Nya  setara (sama dan sehakekat) dengan Allah, tidak menganggap kesetaraan sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan mengosongkan diri-Nya (rela terbatas), menjadi sama dengan manusia. Jelas sekali kesaksian Paulus bahwa Yesus Kristus setara, sama dengan Allah. Tapi lagi-lagi, bisa juga dikatakan bahwa itu kata Paulus. Namun Yesus Kristus sendiri berkata dalam Yohanes 10:30 “Aku dan Bapa adalah satu.”  Juga dalam pembicaraan dengan murid-Nya, Dia berkata bahwa jika murid mengenal Yesus Kristus, itu berarti mereka menganal Allah (Yohanes 14:7-11). Ternyata, para murid, yang rasul itu, juga tak mudah untuk mengenal Yesus Kristus dengan benar. Maka tak heran, jika manusia masa kini juga mengalami kebingungan dengan ke-Tuhanan Yesus Kristus.

Sekarang kita perhatikan dialog langsung Tuhan Yesus dengan murid-murid-Nya tentang siapa Dia. Ini dicatat oleh Matius, dalam pasal 16:13-16. Tuhan Yesus bertanya kepada murid Nya, kata orang siapakah Dia? Beruntun jawabannya, ada yang berkata Yesus adalah Yohanes Pembaptis, Elia, Yeremia, atau salah seorang dari para nabi. Bayangkan betapa beraneka ragamnya pendapat orang tentang Tuhan Yesus pada jamannya. Bisa dibayangkan di jaman ini.
Ketika Tuhan Yesus bertanya, menurut kalian siapakah Aku ini? Maka Petrus menjawab: Engkaulah Mesias Anak Allah yang hidup. Dan, Tuhan Yesus berkata kepada Petrus: Berbahagialah engkau Petrus. Jelas Tuhan Yesus tak menyanggah bahwa Dia adalah Mesias, Anak Allah yang hidup. Memang Dia tak mengucapkannya sendiri, tetapi pengakuan Petrus diresponNya dengan jelas, dengan menyebut Petrus berbahagia. Tapi mungkin, akan ada yang berkata, itukan tidak menunjukkan bahwa Dia Tuhan, melainkan Mesias! Sekalipun mengenai Mesias sangat jelas dalam PL, bahwa Dia adalah Yang Diurapi, Sang Kekal. Tapi baiklah, kita menerima keberatan itu. Sekalipun, sekali lagi, data-data di atas yang dikatakan Yohanes, Paulus, jelas menunjukkan ke-Tuhanan Yesus Kristus. 
 
Dan, ini adalah peristiwa setelah kebangkitan Tuhan Yesus Kristus, Dia menampakkan diri kepada para murid. Di sana ada Thomas yang belum bertemu Tuhan Yesus setelah kebangkitan-Nya. Thomas tidak percaya kepada cerita para murid tentang kebangkitan, dan butuh pembuktian rasional (Yohanes 20:24-29). Di pertemuan itu, Thomas sangat terpana dengan realita yang ada. Yesus Kristus sungguh bangkit dari kematian. Ketika Yesus Kristus menyapa Thomas, dia tak berani menerima tantangan Yesus Kristus untuk meneliti diriNya. Thomas berseru dengan jelas: Ya Tuhanku dan Allah! Kalimat syahadat (pengakuan iman) Thomas tentang ke-Illahian. Jelas sekali, Yesus Kristus, disebut Tuhan (Kurios) dan Allah (Theos). Lalu apa reaksi Tuhan Yesus? Juga sangat jelas sekali: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang percaya sekalipun tidak melihat.” Yesus tak membantah bahwa Dia adalah Tuhan, Allah, bahkan mengiyakan pengakuan Thomas, yang agak terlambat itu. Tidakkah semua fakta ini lebih dari cukup untuk menjadi kesaksian bahwa Alkitab mencatat dengan jelas ke Illahian Yesus Kristus, bahkan sejak PL?

Dalam Matius 8:28-32, dengan jelas dikisahkan, bagaimana setan dengan jelas bisa mengenali Tuhan Yesus Kristus, sebagai anak Allah yang hidup, dan menjadi ketakutan. Agak aneh juga, karena setan dengan segera bisa mengenali Yesus dan memohon belas kasihan, sementara manusia, justru gagal total dan menyalibkan Dia. Hanya saja, setan memang tak pernah mempercayakan diri kepada Tuhan melainkan memberontak. Karena itu setan giat, segiatnya, untuk mencari pengikut dengan memperdaya sebanyak mungkin orang untuk tak percaya kepada Tuhan Yesus, yang setan sendiri takuti.

Yakobus 2:19 juga mencatat tentang setan yang juga percaya bahwa Allah itu ada, dan gemetar, namun seperti yang disebut di atas, tak pernah menaklukan diri. Cobalah pikirkan, jika setan saja mengenal Yesus Kristus sebagai Tuhan dan memohon belas kasihan, ketakutan, mengapa? Karena setan memang dulu adalah penghuni surga yang diusir dari surga, karena pemberontakannya yang ingin sama dengan Allah. Dan, ide yang sama juga ditawarkannya kepada Hawa dan Adam. Celakanya, Hawa dan Adam memakan umpan setan sehingga juga menjadi terhukum. Semoga ini tak berlanjut, dengan terus menerus mempertanyakan ke-Illahian Tuhan Yesus Kristus, tidak percaya, dan terbuang, padahal kesaksian Alkitab begitu terang benderang.

Sementara, seorang serdadu Roma (kafir), pemimpin pasukan (terdidik), terpana dengan peristiwa di penyaliban Yesus Kristus, dan berkata dengan jelas: Sungguh Dia ini adalah Anak Allah (Matius 27:54). Luar biasa, kesaksian tentang Yesus Kristus; Mesias, Anak Allah, Tuhan dan Allah, terdapat di mana-mana di dalam Alkitab, dan keluar dari berbagai mulut, bahkan hingga setan sekalipun.
  
Jika kita meneliti Alkitab, dan bersyukurlah bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan yang hidup. Dia tak mengucapkan itu dari mulut-Nya  sendiri, tetapi sebaliknya datang dari berbagai mulut (kesaksian yang mengiyakan), bahwa Dia adalah Yesus Kristus Tuhan. Kiranya jawaban ini boleh menjadi pencerahan dan berkat bagi kita semua. Ingatlah, apa yang kita katakan, bisa jadi dusta, tapi apa yang orang lain katakan tentang kita, apalagi musuh kita, itu adalah kebenaran yang sangat kuat. Hakekat dan kehadiran Yesus Kristus telah bercerita siapa Dia. Percayalah pada Yesus Kristus Tuhan, dan sembahlah Dia. Selamat menikmati keimanan yang meneguhkan. Tuhan Yesus memberkati.

Senin, 20 Agustus 2012

Lima Pantangan Bagi Pemimpin


Pantangan, Pemimpin.jpg

“Siapa bijak hati, memperhatikan perintah-perintah, tetapi siapa bodoh bicaranya, akan jatuh. Siapa bersih kelakuannya, aman jalannya, tetapi siapa berliku-liku jalannya, akan diketahui. Siapa mengedipkan mata, menyebabkan kesusahan, siapa bodoh bicaranya, akan jatuh.” (Amsal 10:8-10)

Inti dari ayat ini adalah bijaksana dan kelakuan yang bersih, merupakan prinsip yang harus diperhatikan dalam membangun kehidupan.  Membangun seluruh kemampuan kita dalam melayani Tuhan melalui kepemimpinan.  Untuk dapat memperoleh kebijaksanaan dan memiliki kelakuan yang bersih, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menjauhi dan tidak melakukan apa yang menjadi pantangan bagi pemimpin. 

Pantangan pertama, adalah  “Jangan Mengangap Diri Paling Pintar”.  Seorang pemimpin ketika menganggap paling pintar, paling “jago”, paling banyak belajar, muaranya akan meremehkan orang-orang di sekitarnya.  Pemimpin model ini sangat bangga dengan tumpukan gelarnya, sehingga tidak lagi mampu melihat siapa dirinya.  Banyak orang mempunyai kemampuan yang tinggi, mungkin lantaran belajar di sekolah, menjadi pintar. Tapi kalau dia tidak bisa bijaksana untuk belajar dari luar lingkungannya, dia hanya akan menjadi orang pintar, tapi tidak menjadi orang yang bijaksana.  Kendati seluruh ilmu itu tetap akan menumpuk di otaknya, dia tidak akan mampu mengaplikasikan dalam kehidupan.  Bahkan mungkin akan menjadi orang yang paling gagal dalam relasi sosialnya.  Pemimpin yang menggap diri paling pintar, paling tidak mau belajar, apalagi belajar realita orang yang dipimpinnya. Pemimpin seperti ini akan gampang jatuh nanti.  Pintar adalah sesuatu hormat yang boleh dikejar dan capai, tapi merasa paling pintar itu menjadi berbahaya. 

Pantangan kedua “Jangan Menganggap Diri Paling Benar.” Seorang pemimpin yang menganggap diri paling benar membuat telinganya tertutup, sehingga tidak mau mendengar.  Begitu dia mempunyai satu keyakinan yang kokoh dan gigih, itu yang dipegangnya dan dianggap paling benar.  Keyakinan adalah suatu hal yang terhormat, yang penting, tapi belajar mendengar dan membandingkan semua informasi juga tak kalah penting.  Jangan pula selalu menganggap paling benar apa yang kita simpulkan, lalu menutup pintu pada simpulan lainnya.  Anda mungkin di atas sebagai pemimpin, tapi bukan berarti anda adalah segala-galanya.  Bukan berarti anda adalah yang paling benar.  Bisa jadi pendapat yang paling benar itu justru ada dibawah. 
Kelemahan yang umum dialami seorang pemimpin adalah soal menjadi paling, paling dan paling, karena merasa ada di atas.  Merasa ditiup angin, merasa segala-galanya.  Merasa paling tinggi, merasa paling pintar, dan pasti merasa paling benar.  Ini juga kerap dialami oleh para Ayah dan ibu, orang tua yang paling merasa paling pintar, sehingga merasa paling benar.  Orang tua paling benar, sehingga anak dicap selalu salah. 

Pantangan ketiga, “jangan menganggap diri paling hebat”, sehingga tidak mau bersahabat.  Mungkin anda mempunyai banyak pengalaman, tapi ingatlah, manusia adalah manusia di dalam segala keterbatasannya. Manusia sangat bergantung terhadap apa yang terjadi hari ke hari, sekalipun dia pintar, sekalipun dia benar, sekalipun dia hebat.  Ada satu istilah, kalau dia berada di tempat yang salah, pada waktu yang salah, habislah dia,  sekalipun dia kurang pintar, kurang benar, kurang hebat, tetapi dia ada di tempat yang benar pada waktu yang benar, beruntunglah dia.  Artinya orang sangat bergantung pada situasi di mana dia berada.  Hari ini anda beruntung, hari ini anda sukses, mungkin besok anda gagal. Orang  yang merasa diri paling hebat, sehingga tidak mau bersahabat, itu namanya memiliki bakat kesombongan yang tinggi.  Tapi memang itulah habit dasar manusia, tidak pernah mau menjadi nomor dua.  Orang seperti ini disebut dengan manusia kecap, orang yang tidak pernah mau menjadi nomor dua.  Tidak jarang hal seperti ini ditemui dalam bidang kerohanian, kegerejaan.  Mereka merasa paling pintar, paling benar dan paling hebat, karena merasa paling dekat dengan Tuhan, maka merasa sangat dekat dengan kebenaran.  Kalimat “Tuhan bilang, Tuhan bilang” sering juga mewarnai.  Terlau mudah mengklaim apa yang dia katakan adalah apa yang dikatakan Tuhan.  Padahal, itu murni dari pikiran atau dari nafsunya.  Dan sayangnya lagi, jemaat cuma melihat lalu mengangguk-angguk.  Namanya juga pendeta, tidak mungkin berkata salah, beitu dalihnya.  Dengan sikap seperti ini orang membunuh dua sekaligus.  Membunuh diri, bunuh akal sehat, membunuh kebenaran dan keadilan yang harusnya dapat dipertanggungjawabkan,  juga “membunuh” pula pendeta yang berbicara salah, berbicara ngawur itu.  Karena kita membuat dia semakin mengambang ke tinggi.  Semakin merasa paling pintar, paling hebat, paling benar, karena anggukan kepala jemaat tanpa sedikitpun protes, sanggahan, anda mengaminkan seluruh apa yang dikatakan.  Itulah yang sedang terjadi di sekitar kepemimpinan kristen.

Pantangan keempat “jangan menganggap diri paling tahu”, sehingga enggan bertanya.  Banyak pemimpin yang gengsi, enggan bertanya, karena berpikir, kalau dia bertanya akan terihat bahwa dia tidak tahu.  Lalu kawatir kalau orang tidak lagi hormat padanya lantaran ketidaktahuan.  Karena itu, walaupun tidak tahu dia merasa tahu.  Terkait hal ini pepatah dunia sudah sangat jelas, “malu bertanya, sesat di jalan”.  Malu bertanya, hancur kepemimpinan.  Orang musti berani bertanya.  Karena bertanya adalah bagian dari belajar yang sangat luarbiasa, menambah ilmu pengetahuan dan memperlengkapi kemampuan.  Bagi seorang pemimpin harus mempertanyakan apa yang ada di sekitarnya, orang yang dipimpin, situasi ketika dia memimpin, juga lingkungan seperti apa.  Bahkan dia harus berani bertanya, apakah orang suka dengan cara dia memimpin.  Pemimpin musti belajar bertanya apakah keputusan-keputusannya bijaksana. 

Pantangan kelima, “jangan menganggap diri paling bisa”, sehingga kita tidak mau mengalah, “apapun saya bisa”.  Jangan pernah mengajari bagaimana jemaat menyanyi, kalau jemaat itu semua adalah anggota koor.  Sementara anda sebagai pemimpin, menyanyi pun masih fals.  Merasa selalu paling bisa, itu adalah godaan yang paling hebat bagi seorang pemimpin.  Apapun, dia harus bisa.  Paling tidak ditunjukkan pada kata-katanya.  Padahal, dia tidak bisa melakukannya.  Pemimpin tidak perlu menutupi seluruh kelamahan dengan kalimat-kalimatnya, padahal kosong di dalam.  Tapi yang namanya pemimpin harus paling bisa.  Harus paling luar biasa bukan? Itu membuat dia enggan mengalah dalam berpendapat.  Ngotot harus dia yang menang.  Padahal itu adalah sebuah kekalahan yang fatal pada diri seorang pemimpin.  Pemimpin seyogyanya tidak menilai diri sendiri menurut apa yang rasanya mampu ia lakukan.  Karena orang lebih menilai menurut apa yang telah dikerjakan.  Jadi, jangan menilai diri menurut apa yang rasanya mampu.  Sebab “rasanya” itu banyak jumlahnya.  Karena natur (alaminya) orang itu merasa paling pintar, paling benar, paling hebat, paling tahu, dan paling bisa.  Padahal orang lain menilai bukan apa yang kita rasakan, tapi apa yang dikerjakan, dan capai.  Itu ukuran sederhana. 
Untuk kita renungkan bersama, bahwa apa yang telah dipaparkan, terkait pantangan bagi pemimpin ini sebenarnya telah menjadi kebiasaan orang pada umumnya.  Paling pintar, paling hebat, paling benar, paling tahu, paling bisa, bukankah itu juga perasaan seorang Ayah? Sehingga, ketika anaknya salah, dia marah luar biasa. Sebaliknya, waktu sang Ayah salah, susah betul untuk minta maaf.  Sering ngotot, merasa superior, dan serba nomor satu.  Pola yang sama juga terbawa ke dalam lingkungan kerja, terbawa kepada lingkungan berjemaat, tak heran kalau kemudian orang menikmati hubungan atas-bawah (pemimpin-bawahan).  Kita sebagai atasan dan yang lain bawahan, sehingga gemar menindas, enggan belajar, tidak pernah mau mendengar, tidak pernah mau bersahabat, tidak pernah mau bertanya, apalagi mengalah.  Ini persis seperti orang yang sudah hipertensi, kolesterol tinggi, tinggal menunggu ledakan besar, strouk, pembuluh darah pecah, dan akhirnya sampai jumpa.  Kalau mau selamat, mau baik, maka jangan langgar pantangannya.  Jangan mengonsumsi hal yang membahayakan diri,  jangan rasa paling pintar, paling benar, paling hebat, dan jangan pula rasa paling tahu dan paling bisa. 

Selasa, 31 Juli 2012

DIMANA PERBEDAAN ISLAM DAN KRISTEN?


Islam-and-Christianity.jpg
Apakah Tuhan orang Kristen dan Islam berbeda? Karena sering kita mendengarkan begitu.  Padahal mereka percaya pada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi ini.  Sebenarnya kesalahan ini dari mana? TRITUNGGAL yang diyakini orang Kristen, itu membingungkan mereka, tapi bukan berarti mereka tidak percaya pada Allah yang telah menciptakan mereka.  Mengenai Nabi Muhamad yang adalah nabi yang diikuti ajarannya, apakah karena itu terjadi perbedaan keyakinan yang lebih mendalam?  Bagaimana kita membangun persamaan akan keyakinan pada Allah, supaya merekapun bisa memahami TRITUNGGAl itu?  Tak dapat disangkal bahwa perbedaan agama seringkali menjadi sumber konflik berkelanjutan.  Padahal, jika kita mau jujur terhadap diri, dan keyakinan yang kita pahami, tak ada agama yang mengajarkan konflik.  Jikapun ada ruang, pada umumnya itu ada dalam konteks pembelaan diri.  Untuk soal Islam dan Kristen, mari kita urai satu-persatu.

1. Jika pertanyaannya menyangkut apakah agama Islam dan Kristen berbeda, maka jawaban sudah jelas, berbeda.  Namanya sudah menunjukkan perbedaannya.  Di Indonesia saja kita mengenal lebih dari satu agama dengan masing-masing pengikutnya.  Semua agama memiliki keunikannya, dan menjadi iman pengikutnya.  Dalam dialog antar umat beragama, kita mencari persamaan yang mungkin disinergikan dalam rangka hidup bersama dalam kedamaian.  Namun soal keunikan dalam keberimanan, tak mungkin disamakan.  Itu sebab diperlukan kedewasaan umat  dalam hidup diperbedaan, untuk mencapai kebersamaan.

2. Namun jika pertanyaanya menyangkut isu teologis, seperti soal Tuhannya sama atau beda, perlu pemahaman yang jernih.  Mari kita lihat agama Kristen dulu.  Ada dua bagian besar di sana yaitu, Katolik dan Protestan.  Keduanya ber Tuhan yang sama, namun ada perbedaan dalam memahami Tuhan yang sama.  Ini kita sebut sebagai sudut pandang teologis.  Namun lebih lanjut, di kalangan Protestan sendiri terdapat perbedaan pandang, tergantung dari denominasinya.  Jadi kekayaan pandang yang ada sangat variable.  Perlu pengkajian mendalam.

3. Sebuah contoh perbedaan yang tajam di antara Kristen Protestan Injili dan Liberal.  Bagi umat Kristen injili, Yesus Kristus adalah Tuhan yang juga manusia (Inkarnasi).  Sementara bagi yang Liberal, Yesus Kristus bukan Tuhan, Dia murni manusia biasa dengan moral yang sangat tinggi. Bukankah ini perbedaan yang bertolak belakang?  Tapi inilah kenyataan perbedaan teologis yang terjadi di lingkungan Protestan sendiri.  Bisa dibayangkan dengan agama-agama lainnya.

4. Sekarang kita mulai memperhatikan Kristen dengan Yahudi. Bagi orang Kristen percaya kepada Allah Abraham, Ishak, Yakub. Allah yang dipercaya, sama dengan Allah agama Yahudi. Yahudi percaya Allah yang sama, bahkan Alkitab PL nya sama, hanya susunan urutannya yang berbeda.   Tetapi, ketika kita berbicara tentang Yesus Kristus adalah Tuhan, maka dengan segera akan menjadi sangat berbeda dengan Yahudi.  Dengan tegas mereka akan menolaknya, bukan hanya Yesus adalah Tuhan, termasuk Alkitab PB.  Jadi, jika ditanya apakah Allah Yahudi dan Kristen sama?  Jawabannya jelas sama.  Tetapi kenapa mereka tidak menerima Yesus Kristus adalah Tuhan, lagi-lagi perbedaan pandang teologis dan juga historis.  Dan, juga perlu diingat, Yahudi konflik dengan Kristen, dan cukup tajam, hingga penangkapan dan pembunuhan para rasul.  Ini adalah sebuah kenyataan dalam realita beragama.  Ini membuat kita tak serta merta bisa menjawab dengan mudah.  Harus diperhatikan latar belakang pertanyaan dan aspek lainnya.

5. Sekarang soal Allah Islam dan Kristen, apakah Allahnya sama. Bagi Islam, Allah adalah yang satu-satunya, yang menciptakan dan mengatur alam semesta (Tauhid rububiyah). Juga satu-satunya Allah yang harus disembah (Tauhid ubudiyah).  Dan, Allah yang dipercaya umat Islam adalah Allah Ibrahim (Abraham).  Allah yang juga disembah oleh Yahudi dan Kristen.  Jika ditanya sama, maka secara sederhana jawabannya adalah sama.  Sama-sama percaya kepada Allahnya Abraham.  Abraham ada jauh sebelum Yahudi menjadi sebuah sistim agama (era Musa), begitu juga Kristen, dan Islam yang lahir kemudian.          
 
6. Jika ditanya kenapa dalam kesehariannya berbeda, lagi-lagi ini soal tafsir teologis kepada Allah yang satu itu (Allah Abraham).  Kristen tak hanya beda dengan Islam, tetapi juga dengan Yahudi.  Ingat, perbedaan ini tidak hanya meliputi wilayah agama Yahudi, Kristen, Islam, melainkan di internal Kristen, juga ada perbedaan yang tajam.
 
7. Di sinilah dituntut ketajaman berpikir seorang Kristen, sehingga tidak asbun.  Sekaligus ini menjadi proyek besar yang harus digarap demi puji hormat nama Tuhan.   Ini yang kita sebut sebagai apologetika, yang harus santun, komprehensip, dan mencerdaskan. 
 
8. Berbicara soal kesalahannya di mana, rasanya cukup jelas, yaitu pada tafsir teologis.  Dan ini akan terus bergerak, bisa mendekat atau sebaliknya semakin menjauh.  Sangat tergantung pada kedewasaan dan sikap apriori yang harus dikikis.
 
9. Untuk soal Nabi Muhhamad SAW, jangan lupa beliau adalah pendiri agama Islam.  Dan, Islam menerima juga kitab Taurat, Zabur, dan Injil. Soal adanya perbedaan, lagi-lagi soal tafsir. Jangankan antara Islam dan Kristen.  Dikalangan Islam juga sama, ada beberapa tafsir.  Minimal ada Islam Sunni, dan Shiah.  Belum lagi yang lain seperti Islam Liberal, Ahmadiyah, Bahai, Druz, dan yang lainnya, yang oleh Islam mayoritas disebut bukan Islam.

10. Soal Tritunggal, jangankan dengan Islam, di lingkungan Kristen sendiri ada banyak tafsir soal ini.  Baik yang menerima, tapi berbeda cara memahami.  Termasuk ada juga yang menolak seperti Saksi Yehova, juga Liberal.

Pertanyaan seperti ini memerlukan kajian lebih mendalam, topik pertopik, baik teologis maupun historis. Dan itu tak mungkin bisa di ruang sempit rubrik ini.  Namun, jawaban di atas paling tidak sudah memberikan gambaran garis besar menyangkut apa ditanyakan orang selama ini .  Bagi Islam Tritunggal tidak bisa diterima, karena dianggap kesalahpahaman men-Tuhan-kan Isa Almasih (Yesus Kristus).  Sementara dalam teologi Kristen, Yesus Kristus adalah Tuhan yang menjadi manusia.  Sebuah prasuposisi yang sangat berbeda bukan?  Ini yang terjadi, dan harus dipahami dengan jeli.  Perlu waktu berdiskusi dengan jernih, bukan konflik.  Membersihkan sikap praduga yang salah, membangun wawasan yang luas, dan berdiskusi  dengan damai dan cerdas. Tuhan memberkati.

Rabu, 25 Juli 2012

Hipnotis Dan Yoga, Salahkah?


Hipnotis dan Yoga, Salahkah.jpg
Fenomena gaya hidup masa kini memang penuh dengan berbagai kemungkinan yang perlu dipahami utuh. Hipnotis, yang juga tampil sebagai hipnoterapi, atau yoga dengan berbagai pola. Namun sebelum lanjut, mari kita simak apa kata Alkitab. Lihat saja ahli sihir Mesir yang bisa melempar tongkat mereka dan kemudian berubah menjadi ular. Mereka kafir, tapi memiliki kuasa supranatural. Musa, dalam kuasa Tuhan melakukan hal yang sama, dan Tuhan menunjukkan kuasa-Nya lebih besar dari kuasa apapun.

Kita juga menemukan dalam 1 Samuel 28, tentang Saul, Raja Israel dengan seorang pemanggil arwah yang mampu memanggil arwah Samuel. Fenomena yang luar biasa. Tapi Alkitab jelas mengatakan; tak ada orang mati yang bisa dipanggil kembali (kasus Lazarus dan orang kaya). Fenomena pemanggilan arwah dengan kuasa iblis banyak mewarnai kehidupan berbagai suku di muka bumi ini. Dan ini adalah kemurkaan bagi Tuhan. Dalam Perjanjian Baru (PB) juga tercatat orang yang memelihara penenung untuk memperkaya diri (Kisah 16:16-18). Paulus dengan kuasa Tuhan mampu mengenali dan mengusir roh tenung itu. Lagi-lagi, siapapun bisa memiliki kuasa supranatural, namun berasal dari setan. Mereka disebut penyihir, penenung, pemanggil arwah, dukun, dan lain sebagainya. Paulus adalah rasul, tetapi bukan dukun. Kemampuan yang ada dari Tuhan, dan tidak menempel pada dirinya yang bisa dipakai kapan dia mau, melainkan kapan Tuhan mau. Berbeda dengan dukun yang bertindak sesuai keinginannya dengan bantuan setan.

Kemampuan supranatural yang menempel pada diri adalah ilmu kebathinan yang dikenal dalam dua golongan, yaitu ilmu hitam dan ilmu putih. Jika ilmu hitam tujuannya untuk menyakiti orang lain, maka ilmu putih sebaliknya, yaitu menolong atau menyembuhkan. Namun keduanya sama-sama supranatural, yang bukan berasal dari Tuhan. Alkitab tak pernah mencatat Tuhan memberi ilmu supranatural yang menetap menjadi kemampuaan seseorang, melainkan karunia, yang tidak menetap. Contoh, Paulus yang berdoa dan banyak orang disembuhkan. Tapi di sisi lain, muridnya Timotius yang mengalami ganguan pencernaan tidak sembuh (1 Timotius 5:23), juga rekan sepelayanannya Trofimus yang sakit (2 Timotius 4:20). Jadi tak selalu sakit langsung bisa disembuhkan dengan doa, tergantung pada Tuhan (bukan soal berhasil atau tidak, tapi apa kehendak Tuhan). Berbeda dengan dukun, semuanya diatasinya dengan ilmu kebathinannya (tapi juga sering gagal).

Pendeta masa kini banyak yang mirip dukun dalam soal penyembuhan, karena mengklaim diri memiliki kemampuan penyembuhan. Dan mereka menjadi pelanggan yang sakit. Sangat berbeda dengan semangat Paulus bukan. Lalu berdasarkan daerahnya, istilah dan polanya juga ada perbedaan. Misal, ada vodo dari Afrika yang menggunakan media boneka. Tapi lagi-lagi, semuanya sama perdukunan yang tidak sejalan dengan ajaran Alkitab. Nah, diera modern ini berkembang apa yang disebut sebagai six sense, atau indra keenam. Juga orang-orang dengan kemampuan khusus yang disebut indigo. Istilah baru sebagai baju, namun dalam prinsipnya sama, berpusat pada kemampuan diri. Ada yang menyebutnya kekuatan luar, tapi ada juga yang mengklaim sebagai aura bawaan lahir.

Sekarang banyak ilmu kebathinan tampil ramah, tidak seram seperti perdukunan waktu lampau. Kita mulai dengan hipnotis. Di sini adalah pelatihan konsentrasi yang berpusat pada kekuatan pikiran. Orang yang dihipnotis harus ada pada situasi tertentu. Pertama, dengan sadar mau dihipnotis, sehingga kemudian dia bertindak diluar kendali dirinya. Yang kedua, tidak memberi diri, tapi dalam situasi kosong (gamang, karena berbagai persoalan). Penghipnotis bisa masuk, dan yang dihipnotis melakukan apa yang diinginkan oleh si penghipnotis. Semua baru disadari kemudian. Jadi jelas hipnotis salah, karena bertindak dengan menghilangkan atau menguasai kesadaran seseorang. Bahkan hipnoterapi yang dilakukan untuk pengobatan juga sama. Pasien dibawa ke sebuah situasi yang kondusif dengan berbagai cara dan alat (musik, dll). Lalu dia dibawa ke alam bawah sadarnya, dan dari sanalah terapi dimulai. Jadi dia tidak pernah menyadari sepenuhnya apa yang terjadi. Dia membuat keputusan di luar kesadarannya, dan ini menyangkut sikap dan pola pikir. Berbeda dengan orang dibius untuk tindakan terhadap organ tubuh, yang dioperasi. Bius untuk menghilangkan rasa sakit, bukan penguasaan pikiran.

Sebagai seorang Kristen kita tak boleh terlibat didalamnya, baik sebagai pasien atau pelaku pengobatan. Lalu bagaimana dengan yoga. Setali tiga uang. Hanya saja perlu dibagi dua, yaitu murni pergerakan tubuh atau latihan pernafasan, dan bukan kekuatan pikiran dan menyedot energi yang ada disekitar diri. Jika yang terakhir, ini murni kekuatan pikiran. Pelatihan kekuatan pikiran (power of mind, suggestion), semuanya berpusat pada diri. Kekuatan konsentrasi dan mengarahkan pikiran ketempat yang dikehendaki. Ingat, secara sederhana, apapun yang berorientasi pada kekuatan diri, itu bukan sifat kristiani. Umat diajar oleh Alkitab justru sebaliknya, sangkal diri, berserah diri, kepada kehendak Allah, bukan berpusat pada diri. Jadi, Semua harus diteliti dengan baik, dan dipahami konsepnya dengan jelas. Seringkali dipermukaan tampaknya baik, namun sejatinya berlawanan dengan Alkitab. Inilah yang disebut era posmo, di mana semuanya ditampilkan dalam semangat relatifisme. Bungkusnya agama (mengabdi pada Tuhan), tapi isinya justru berorientasi pada diri.

Pertanyaan, apakah ada pendeta yang melakukan dengan unsur yang sama? Jawabannya sangat jelas; Ada! Soal siapa, atau yang mana, itu harus ditelusuri hati-hati, sehingga tidak menjadi fitnah. Namun soal ini Alkitab sangat jelas. Matius 7:21-23, mengatakan tidak tiap orang yang menyebut nama Tuhan, Tuhan, akan masuk surga, melainkan yang melakukan kehendak Bapa (Buah Roh, Galatia 5:22-23). Jadi, langkah pertama, kenali apakah pendeta tersebut hidupnya ada Buah Roh. Buah Roh (kualitas hidup), bukan kuantitas pelayanan (gereja ramai, besar, dll). Bukan hamba uang yang tujuannya melulu kekayaan. Yang kedua, mereka bisa bernubuat, mengusir setan, mengadakan mujijat, dalam nama Yesus. Tapi mereka ditolak Tuhan. Pertama, karena mereka menggunakan kuasa setan, tapi memakai nama Tuhan. Tuhan biarkan mereka berhasil, tapi dikematian, Tuhan buang mereka ke neraka. Yang kedua, bisa dengan kuasa Tuhan, tapi untuk ketenaran diri, dan kekayaan pribadi. Tuhan biarkan mereka sukses, tapi kemudian dibuang ke neraka. 

Muncul pertanyaan, bukankah akan banyak yang bisa tertipu dan tersesat? Jawabannya jelas; Ya! Tapi jangan lupa, Tuhan sudah mengingatkan, jangan anggap remeh pekerjaan Roh, tapi juga, ujilah segala sesuatu, supaya kamu tidak tersesat (1 Tesalonika 5:19-22). Adalah kejahatan, jika kita menerima apa saja, lalu bilang dari Tuhan, tapi tidak pernah mengujinya sesuai Alkitab. Ingat, pohon dikenal dari buahnya (Kualitas, bukan kuantitas).  Memang semakin banyak penyesat itu datang, sesuai kata Alkitab. Dan kekuatan mujijat mereka semakin hebat, hati-hatilah jangan tersesat. Mereka bisa menjual nama Tuhan, bahkan mengaku dan menyebut diri sebagai nabi, rasul, bahkan mesias, padahal sejatinya mereka palsu. Dulu sudah ada, sekarang juga, dan terus akan semakin banyak dimasa mendatang. Selamat mendektesi, dan membongkar kebusukannya.  

Selasa, 05 Juni 2012

MUSUH DALAM DIRI KITA "Hawa Nafsu"
 
Oleh: Ev. Meity Mamahit
KAMU HARUS MENANGGALKAN MANUSIA LAMA YANG MENEMUI KEBINASAANNYA
OLEH 'HAWA NAFSU' NYA YANG MENYESATKAN.....!!!
( EFESUS 4:22 )

SIKAPI HAWA NAFSU DENGAN BIJAK

Seorang yang terjerat seks separah apapun bisa bebas. Ada contoh di kitab suci, Maria Magdalena, seorang pelacur dapat terbebas dari 7 (tujuh) roh jahat dan menjadi seorang yang begitu mengasihi Tuhan Yesus. Minyak mahal, narwastu, sebagai harta yang berharga diberikan pada Yesus dan diseka dengan rambutnya, dipersembahkan ungkapan cinta yang menyala pada Tuhan Yesus.

Bagaimana Maria Magdalena bisa bebas dari jerat tujuh roh jahat tersebut? Jawabnya cuman satu,yaitu Tuhan Yesus yang membebaskannya !Bila menggunakan kekuatan sendiri, tentu dia tidak akan dapat melakukannya.

Kawan, hindarilah jeratan hawa nafsu karena ia dapat menjerumuskan kita pada perbuatan-perbuatan yang tidak baik. Manusia dilahirkan dengan membawa nafsu, selain rasa dan kemampuan untuk berfikir. Hawa nafsu inilah yang membedakan antara manusia dengan makhluk-NYA yang lain. Malaikat diciptakan sebagai makhluk yang suci dan terjaga dari dosa karena ia tidak memiliki hawa nafsu. Sementara itu, syaitan dan iblis menjadi biangnya pembuat onar dan dosa karena ia hanya mengutamakan hawa nafsunya semata. Manusia merupakan makhluk yang paling mulia kedudukannya di hadapan-NYA lebih dari seorang malaikan apa bila manusia itu bisa mengendalikan hawa nafsunya dengan bijak, namun demikian bisa juga manusia menjadi lebih hina dari pada iblis terlaknat jika manusia hanya memperturutkan hawa nafsunya.

Hawa nafsu merupakan kecenderungan alamiah terhadap sesuatu yang sesuai dengannnya. Kecenderungan tersebut diciptakan dalam diri manusia demi menjaga kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Kawan coba bayangkan seandainya dalam diri manusia tidak ada kecenderungan untuk makan, minum, dan menikah maka kelangsungan hidup manusia di muka bumi akan terhenti. Hawa nafsu merupakan keperluan bagi manusia karena sesuai dengan apa yang diinginkannya, sebagaimana amarah yang merupakan perwujudan dari penolakan terhadap sesuatu yang menyakitkan.

Hawa Nafsu Amarah

Seseorang yang memperturutkan hawa nafsu dan amarahnya tidak akan mampu mengondisikan dirinya untuk memperoleh manfaat dari sikapnya tersebut. Disaat itulah hawa nafsu dan amarah akan dicela karena yang paling dominan dampaknya pada saat itu adalah keburukan (mudarat). Kawan, jarang sekali orang yang akan dapat bersikap bijak dalam kondisi seperti itu, sebagaimana jarangnya untuk saling berdampingan antara air, api, udara dan tanah. Memposisikan hawa nafsu dan amarah secara bijak dari segala sisi jarang sekali mampu dilakukan orang, kecuali hanya segelintir saja dan mereka adalah orang yang berilmu.

Pada satu sisi, hawa nafsu merupakan kekuatan terpendam yang tidak bisa dipercayai keberadaannya, namun disisi lain, hawa nafsu dapa menjerumuskan pemiliknya. Kawan, yang jelas adalah hawa nafsu dakan membawa seseorang pada kenikmatan semu tanpa memikirkan akibat yang akan menimpanya. Ia kerap kali menganjurkan pada pemiliknya untuk selalu meraih beragam kesenangan nisbi sekalipun akan berdampak pada timpulnya penderitaan yang besar. Hawa nafsu akan membutakan pemiliknya untuk memperhatikan dampak negatif yang ditimbulkan dari perbuatanya tersebut.

Kawan, hindarilah jeratan hawa nafsu karena ia dapat menjerumuskan kita pada perbuatan-perbuatan yang tidak baik. Seseorang dapat terhindar dari jerat hawa nafsu melalu beberapa cara, antara lain:

Bertekat bulat untuk bisa terlepas dari jerat hawa nafsu
Meneguk kesabaran yang mendorongnya untuk bertahan dalam merasakan kepahitan disaat membebaskan diri dari jerat hawa nafsu
Menyadari bahwa ada nilai positif yang dapat kita raih dari kesabaran yang kita lakukan
Selalu menyadari akan adanya penderitaan yang selalu bertambah dalam kenikmatan disaat kita memperturutkan hawa nafsu.
Memikirkan bahwa kita diciptakan bukan untuk memperturutkan hawa nafsu, akan tetapi kita diciptakan untuk meraih kemenangan di hari nanti.

Hawa nafsu diciptakan bukan untuk dipuja, akan tetapi hawa nafsu diciptakan untuk lebih memperindah hidup kita di dunia ini.
Sikapilah hawa nafsu secara bijak, karena jika kita salah dalam menilai hawa nafsu tersebut ia dapat membawa kita pada jurang kehancuran.

Hawa Nafsu Birahi

Sebagai manusia normal baik laki-laki maupun perempuan memiliki kebutuhan biologis dasar yang tidak bisa dipungkiri yaitu kebutuhan akan hubungan seks. Untuk yang sudah dewasa dan sudah menikah mungkin terasa mudah untuk mendapatkan kebutuhan yang satu ini. Akan tetapi untuk yang masih abg dan remaja akan sangat berbahaya apabila tidak mampu nafsu birahi yang menggelora yang siap meledak-ledak kapan saja.
Pria maupun wanita yang belum menikah harus mengetahui bagaimana cara untuk mengendalikan nafsu seksualnya agar terhindar dari berbagai dampak buruk ketidakmampuan menahan nafsu birahi. Banyak yang telah terjerumus dalam kehancuran akibat dari gagal menahan nafsu yang harus ditanggung seumur hidup. Sangat disarankan bagi orang-orang yang sudah cukup umur bersegera untuk menikah sah secara agama dan hukum pemerintah.
Berikut ini adalah beberapa cara untuk menghilangkan/mengendalikan hawa nafsu seks seseorang apabila tidak punya pasangan yang sah suami atau isteri :

1. Hilangkan/Singkirkan Pikiran Kotor
Jangan suka melamun memikirkan yang tidak-tidak dengan lawan jenis. Pikiran yang kotor dapat membangkitkan gairah seksual kita walaupun hanya dengan membayangkan sesuatu. Ubah pikiran yang mulai kotor dengan memikirkan sesuatu yang lain yang lebih penting dan serius.
2. Hindari Menikmati/Melihat Yang Porno dan Vulgar
Jangan sampai kita memiliki materi-materi atau pun berusaha mengakses hal-hal yang cabul, vulgar, porno, dan lain sebagainya seperti membaca cerita panas, melihat gambar telanjang, nonton film porno, dan lain-lain.
3. Batasi Hubungan Dengan Lawan Jenis
Jangan terlalu banyak berkomunikasi dengan lawan jenis kita terutama yang dari penampilan fisik dan gayanya dapat membangungkan nafsu kita untuk memiliki atau sekseder merasakan kehangatan dari dirinya. Terlalu dekat dengan lawan jenis bisa memicu pikiran kotor.
4. Perbanyak Kegiatan Yang Menguras Tenaga dan Waktu
Ikutlah ekstrakurikuler, kursus, bimbingan belajar, les, kelompok olahraga, club bikers, pekerjaan sambilan, pekerjaan tambahan dan lain-lain. Dengan sibuk dengan berbagai aktivitas dapat menyebabkan kita lelah untuk berpikir kotor.
5. Rajin Puasa dan Ibadah
Dengan taat beribadah dan rajin puasa maka otomatis kita akan sangat terlarang untuk melakukan hal yang melanggar kesusilaan. Berpikir kotor saja tidak apalagi melakukan hal-hal yang dilarang agama yang dosa besar apabila dikerjakan.
6. Tidak Pacaran ditempat-tempat yang sepi
Pacaran sangat mengundang untuk melakukan kontak fisik baik yang cewek maupun yang cowok, yang mungkin awalnya hanya pegang-pegangan tangan lalu menjadi hubungan fisik yang lebih parah. Sebaiknya jangan pacar-pacaran dulu kalau tujuan kita hanya sekedar iseng-iseng saja.
7. Rajin Bersosialisasi Dengan Teman dan Keluarga
Memiliki hubungan yang sehat dan dekat dengan teman-teman dan keluarga besar kita akan membuat kita bisa meredakan birahi hanya dengan berkomunikasi dengan mereka. Apalagi dengan yang masih anak-anak atau abg pasti lebih sibuk lagi (jenis kelamin sama).
8. Selalu Berpikir Efek Dampak Buruknya
Apabila kita mengetahui keburukan-keburukan dari hubungan seks bebas tanpa ikatan pernikahan maka kita akan merasa takut untuk melakukannya. Lagipula hubungan intim kalau enaknya hanya sebentar saja, penuh resiko, dosanya besar sekali, merusak rumah tangga orang, merusak nasib kita dan orang lain buat apa.
9. Membuat Prinsip
Dengan prinsip hidup yang bersih tidak mau melakukan hal-hal yang memanjakan hawa nafsu akan memperkuat benteng pertahanan kita dalam meredakan syahwat yang ada pada diri kita. Tetap konsisten dalam menjaga prinsip hidup kita jangan mudah terpancing untuk melanggarnya.
10. Main Sendiri (Sangat Tidak Direkomendasikan)

Onani atau masturbasi merupakan jalan pintas terbaik bagi yang tidak bisa menahan nafsu pribadi dengan jalan memberi kepuasan bagi diri sendiri. Cara ini dilarang agama, membuat kecanduan, solusi jangka pendek dan bisa merusak hubungan dengan pasangan yang sah di kemudian hari.

Saat belum menikah tahanlah nafsu kita sekuat tenaga dan hindari berbagai peluang kita untuk melampiaskan nafsu tidak pada tempatnya. Dengan mampu menahan nafsu kita, maka kita telah menjadi manusia yang seutuhnya.

Mengatasi Hawa Nafsu...!!!

Seseorang dapat terhindar dari jerat hawa nafsu melalui beberapa cara, antara lain:
Bertekat bulat untuk bisa terlepas dari jerat hawa nafsu
Meneguk kesabaran yang mendorongnya untuk bertahan dalam merasakan kepahitan disaat membebaskan diri dari jerat hawa nafsu
Menyadari bahwa ada nilai positif yang dapat kita raih dari kesabaran yang kita lakukan
Selalu menyadari akan adanya penderitaan yang selalu bertambah dalam kenikmatan disaat kita memperturutkan hawa nafsu.
Memikirkan bahwa kita diciptakan bukan untuk memperturutkan hawa nafsu, akan tetapi kita diciptakan untuk meraih kemenangan di hari nanti
Limpahan Kelembutan Nya selalu menerangi kehidupan anda setiap saat.

Hawa Nafsu merupakan hal yg mesti ada pada setiap keturunan Adam as, dan dengan hawa nafsu lah kita termuliakan atau terhinakanmengatasi hawa nafsu yg mengarah kepada kemungkaran adalah dengan menyibukkan diri kita dengan hawa nafsu yg mengarah kepada Kemuliaan..berbuat dosa berulang ulang merupakan kebiasaan keturunan Adam as yg sulit kita hindari secara sekaligus, solusinya adalah menyibukkan diri dengan kemuliaan atau paling tidak dengan hal yg sia-sia/mubah, agar terhindar dari dosa itu dan masih banyak solusi lainnya.

Menghilangkan pikiran kotor, meredam hawa nafsu, menghilangkan kebiasaan onani/masturbasi atau menghilangkan kebiasaan menonton film porno bukanlah sesuatu yang mudah. Satu hal yang perlu anda ketahui, bahwa itu semua adalah berasal dari kebutuhan tubuh anda sebagai manusia.
Manusia terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Tubuh perlu hormon untuk pertumbuhan, rasa tertarik dan pikiran itu adanya di jiwa. Bila pikiran seseorang sudah penuh dengan seks dan pornografi maka tindakannya akan mempengaruhi tubuhnya sendiri dan melakukan hal-hal yang tidak berkenan pada Tuhan.

Bagaimana menguasai diri?

Ketahui dulu bahwa:

1. Seks yang normal itu perlu bagi tubuh manusia. Anda tidak bisa meminta Tuhan untuk menghilangkan seks dari tubuh anda ini, tapi mintalah pengendalian diri. Yang perlu anda lakukan adalah mengontrol pikiran sebelum anda dikontrol oleh pikiran anda sendiri.

2. Iblis atau setan bisa menggunakan hal ini sebagai jerat... sehingga anda tidak bisa lepas dari ini semua... apa yang anda ikat maka akan terikat juga di surga.

3. Seorang yang terjerat seks separah apapun bisa bebas. Ada contoh di kitab suci, Maria Magdalena, seorang pelacur dapat terbebas dari 7 (tujuh) roh jahat dan menjadi seorang yang begitu mengasihi Tuhan Yesus. Minyak mahal, narwastu, sebagai harta yang berharga diberikan pada Yesus dan diseka dengan rambutnya, dipersembahkan ungkapan cinta yang menyala pada Tuhan Yesus.

Bagaimana Maria Magdalena bisa bebas dari jerat tujuh roh jahat tersebut? Jawabnya cuman satu,yaitu Tuhan Yesus yang membebaskannya ! Bila menggunakan kekuatan sendiri, tentu dia tidak akan dapat melakukannya.

Cara mendapatkan pertolongan Tuhan Yesus dan Roh Kudus:
1. Mintalah pertolonganNya dalam doa, ucapkan doa dengan suara yang bisa anda dengar dengan telinga anda. Bisa dilakukan juga saat anda membaca tulisan ini. Contoh : Allah Roh Kudus, aku orang yang terikat dengan seks, bebaskan aku dari ini semua, paksakanlah kehendakMu terjadi agar aku bebas.

Note: Mintalah agar Tuhan Yesus memaksa anda untuk tidak melakukan dosa bila keinginan itu timbul. Paksaan ini perlu diminta agar Tuhan Yesus dapat bertindak sesuai dengan permintaan anda karena kehendak bebas anda sudah anda berikan padaNya, jadi si Iblis tidak bisa menuntut Tuhan Yesus untuk adil dalam bertindak yaitu memberikan kehendak bebas setiap manusia.

Orang yang meminta dipaksa agar kehendak Tuhan Yesus terjadi dalam kehidupannya akan mendapatkan tuntunan yang lebih lagi dari Roh Kudus.

Bila suatu saat godaan seks datang.... anda bisa doakan ini lagi.

2. Seseorang tidak dapat melepaskan ikatan dari apapun bila ia tidak memiliki pegangan yang lebih berarti. Untuk hal ini, mintalah cinta mula-mula, mintalah api cinta yang menyala, mintalah Roh KudusNya agar anda mampu mencintai Tuhan Yesus lebih dari apapun, lebih dari kehendak dan keinginan anda sendiri. Biarkan diri anda terikat dengan Tuhan Yesus dan Roh Kudus itu sendiri.

Cinta itu kuat, cinta itu perlu anda ungkapkan dalam doa setiap pagi.

Saudara, untuk semua itu tetap perlu anda bangun pagi, doa dan baca firman. Karena dengan firman anda akan bisa terus menyalakan api itu... FirmanMu adalah pelita bagi kakiku. Firman itu api, firman itu juga akan membantu anda berperang melawan si Iblis bila datang lagi.

3. Meminta bantuan kakak-kakak rohani dalam mengatasi kelemahan anda. Bila anda lelaki, bila anda perempuan . Mencari pembimbing rohani sebaiknya seorang yang dapat anda percaya dan anda hormati atau anda segani, sehingga anda juga akan melakukan apa yang dikatakannya.

Kemukakan kebutuhan anda akan bantuan mereka, pasti mereka mau membantu. Tidak perlu malu, karena mereka juga manusia yang punya tubuh jasmani yang sama dengan anda dan mintalah nasihat bagaimana cara mengatasinya.

Percayalah, anda tidak sendirian dan anda akan mendapatkan banyak pencerahan dengan ini semua.

4. Jangan masuk kandang singa, pasti di telan oleh singa. Tidak ada manusia yang benar-benar kuat imannya bila di gempur terus-menerus dengan godaan atau sengaja masuk dalam godaan itu sendiri. Menghindar dari gambar/video porno, tempat mesum, film yang semi porno dan mata jelalatan adalah salah satu strategi juga. Abaikan suara/keinginan/ajakan yang anda tau itu bisa menyebabkan godaan datang... abaikan godaan setan itu... abaikan suara iblis itu.

5. Lihat lebih dalam, lihat kembali orang tua anda. Bila anda seorang lelaki, ingatlah akan ibu anda... apakah dia berharap anda menjadi seorang yang terjerat nafsu?

Berulang kali jatuh pada dosa yang sama
. Apakah anda sering jatuh dalam dosa yang sama atau kelemahan yang sama? Itu wajar. Hampir 99% manusia akan jatuh dalam dosa yang sama, kenapa? Itu pertanyaan yang harus anda bongkar karena dengan begitu anda akan dapat mengatasinya baik dengan mencegahnya atau berperang melawannya.

*Mari kita simak dulu kesaksian si Acong (nama samaran)

Seorang pemuda yang bingung karena dalam dirinya seolah kuasa Tuhan tidak bekerja. Dia sering jatuh dalam dosa yang sama yakni pornografi, sering melihat film/gambar porno dan akhirnya jatuh dalam dosa masturbasi padahal di saat yang sama dia adalah seorang pelayan Tuhan. Saat dia membawakan firman Tuhan orang tersentuh, saat dia berdoa tumpang tangan Roh Kudus pun turun dan tidak jarang dalam penyembahan Tuhan memberikan sabda pengetahuan melalui dirinya. Namun saat dia sendirian dan ketika nafsu itu timbul.... jatuhlah dia dalam dosa-dosa yang sama. Dia sudah berdoa, dia sudah berpuasa, namun rasanya kuasa Tuhan itu tidak ada... kenapa?

Sadarilah kelemahan anda dan berdoalah.....!!!

Acong sadar ia lemah dalam hal pornografi dan ia terus-menerus berdoa :
"Roh Kudus, aku sering jatuh dalam hal pornografi
Tolonglah aku, ambillah karakter yang tidak berkenan dihadapanMu.
Tariklah aku dalam cintaMu agar hatiku hanya mencintaiMu saja.
Tuhan Yesus Kristus, paksakanlah kehendakMu yang terjadi atas diriku dan
Allah Roh Kudus, singkapkanlah hal-hal yang tidak kuketahui"

Ingatlah pertobatan itu hanyalah karya Roh Kudus, bukan karya manusia!

Setelah mengetahui titik kelemahan dan menutupnya, terkadang si jahat juga masih terus memanah dengan api, disinilah perlunya doa pagi sebagai benteng bagi . Doa itu seperti ratu yang dapat setiap saat menghadap sang Raja untuk memohon sesuatu, doa pagi itu menjadikan rahmat Allah begitu besar turun dan menjadi benteng (tembok yang tebal sekali) untuk berlindung dari panah api si jahat.

Dalam doa pagi terkadang Tuhan Roh Kudus mengajari juga bagaimana berperang melawan si jahat. Hal ini berguna sekali karena kadang Roh Kudus meminta untuk mengabaikan godaan itu, terkadang juga Roh Kudus meminta untuk mengusir setan dalam nama Yesus Kristus bila sudah terlalu mengganggunya.
Berperanglah sesuai strategi yang dianjurkan oleh Roh Kudus !

Sebab itu jauhilah 'nafsu' orang muda!
Kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai....!!!
Bersama-sama dengan meeka yang brseru kepada Tuhan
Dengan hati yang murni......
( 2 Timotius 2:22 )

Sabtu, 14 April 2012

Pentingnya Akulturasi Kebudayaan dalam Penginjilan
SURABAYA  - Akulturasi kebudayaan menjadi salah satu kata kunci dalam sarasehan budaya rutin Institute for Syriac Christian Studies (ISCS) di Surabaya (10/04). Agenda rutin ISCS ini seperti biasa menghadirkan Bambang Noorsena sebagai pembahas tema yang diberi titel "Dewa-dewa: Siapa Takut?".

Memulai acara dengan menayangkan cuplikan video pertunjukan wayang kulit oleh Ki Manteb, Bambang Noorsena memulai pembahasannya dengan menjelaskan vitalnya peran wayang kulit sebagai media penyebaran agama Islam. Terbukti dengan berhasilnya Wali Songo menempatkan unsur-unsur keislaman dalam wayang kulit sehingga nilai-nilai tersebut bisa diinternalisasi di masyarakat.


Strategi kebudayaan inilah yang dilihat penggagas ISCS ini kurang terlihat dalam komunitas Kristen yang secara umum dilihatnya masih "alergi" terhadap budaya-budaya lokal. Disebutkannya secara umum sikap ini muncul karena tendensi fanatisme teologis tanpa dasar historis yang jelas akan pemahaman suatu kebudayaan.


Dicontohkannya juga mengenai ucapan happy easter yang dianggap sebagian pihak berasal dari budaya pagan yang tidak seharusnya diucapkan umat Kristen. Tepatnya kata easter ini berasal dari bnama Dewi Isthar, dewi Sumeria Kuno. Bambang menjelaskan bahwa walaupun bunyinya mirip, tapi pemaknaan kata ini yang kemudian diasosiasikan dengan kebudayaan pagan kurang tepat.


Dicontohkannya lagi mengenai budaya menghias telur paskah yang ternyata berasal dari tradisi gereja purba yang memahaminya dari kisah Maria Magdalena yang membuat mukjizat dengan merubah warna telur menjadi merah, sehingga sampai sekarang masih ada ikon Maria Magdalena yang memegang telur berwarna merah.


Di akhir pembahasannya, Bambang Noorsena menekankan sekali lagi pentingnya akulturasi kebudayaan sebagai media pekabaran Injil. Penekanan ini bukan hanya muncul sebagai saran, tapi juga hasil evaluasinya mengenai lemahnya penetrasi umat Kristen di kebudayaan lokal.

Kamis, 12 April 2012

Watimpres Usul GKI Yasmin Dibangun Bersebelahan Masjid 
 
JAKARTA (MICOM) - Pemerintah melalui Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) dan Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) mengusulkan agar pembangunan gereja GKI Yasmin di Bogor bersebelahan dengan mesjid.

Wantimpres akan memanggil pihak GKI Yasmin dan Walikota Bogor minggu depan untuk membicarakan kesepakatan penyelesaian konflik GKI Yasmin dengan Pemerintah Kota Bogor.


"Kami mengundang GKI yasmin dan Walikota Bogor minggu depan datang ke kantor ini untuk membicarakan hal-hal yang bisa menyelesaikan masalah. Maksud dan penyelesaiannya antara lain membicarakan konsep jalan tengahnya," kata anggota Wantimpres bidang hukum dan hak asasi manusia Albert Hasibuan ketika ditemui di kantornya, Rabu (11/4).


Dikatakan Albert, dalam pertemuan yang rencananya digelar pada hari Selasa/Rabu minggu depan tersebut akan melibatkan pihak Wantannas. Hal itu karena Wantannas mengusulkan agar gereja GKI Yasmin dibangun bersebelahan dengan mesjid.


"Wantannas meminta agar keputusan MA (Mahkamah Agung) ditaati oleh Walikota Bogor sehingga gereja tetap berdiri disitu dan GKI yasmin tetap beribadat. Tapi disamping gereja dibangun mesjid, dengan begitu ada semacam simbol kerukunan beragama dan toleransi beragama," terang Albert.


Pembangunan mesjid bersebelahan dengan gereja GKI Yasmin menurut Albert merupakan solusi jalan tengah atau win-win solution. Dia yakin semua pihak dapat dipuaskan dengan jalan tengah tersebut.


Sebagaimana diketahui, persoalan konflik pembangunan gereja GKI Yasmin sudah berlangsung selama lebih dari setahun. GKI Yasmin tidak mendapatkan persetujuan pembangunan gereja oleh Pemerintah Kota Bogor. Kasus ini kemudian diselesaikan oleh MA dengan mengatakan penyegelan oleh Pemkot Bogor tidak sah, namun Pemkot Bogor tidak melaksanakan putusan MA dan tetap melarang pembangunan.

Jumat, 30 Maret 2012

Demo Tolak Kenaikan BBM
 
Surabaya,PL.net – Rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh Pemerintah yang direncanakan akan naik pada 1 April 2012 mendatang mendapat reaksi yang beragam dari masyarakat ada yang mendukung dan ada yang menolak rencana kenaikan BBM.


Selasa (27/03) elemen – elemen masyarakat yang tegabung dalam Surabaya Menggugat menyatakan aspirasinya dengan melaksanakan unjuk rasa di depan Gedung Grahadi, Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya dan Balai Kota Surabaya untuk menolak rencana kenaikan BBM. ada sekitar 20 elemen masyarakat turut dalam aksi tersebut.


Dalam pengamatan PL.net nampak ribuan kader dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), kader Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), kader Partai Kebangkitan Nahdatul Ulama (PKNU), kader Partai Nasioanl Demokrat ( Nasdem), aktivis – aktivis dari Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem), Forum Perjuangan Rakyat Jawa Timur, PRD, Baitul Muslimin Indonesia (BAMUSI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)


Hadir juga Wakil Walikota Surabaya Bambang D.H dalam memberikan orasinya untuk menolak rencana kenaikan BBM yang menurutnya kenaikan tersebut dapat membuat rakyat akan menjadi makin terpuruk. Dengan berapi – api Bambang mengajak seluruh masyarakat bersatu menolak kenaikan BBM.

Selasa, 27 Maret 2012


Dibalik Cerita Lagu JanjiMu Seperti Fajar 

"JanjiMu s’perti fajar pagi hari…
yang tiada pernah terlambat bersinar…
cintaMu s’perti sungai yang mengalir…
dan kutahu betapa dalam kasihMu……..”

Demikian lirik dari reff lagu “JanjiMu Seperti Fajar”. Hampir semua umat Kristen dari berbagai denominasi Gereja bisa menyanyikannya. Pernah suatu kali dalam pelayanan kunjungan ke Rumah Sakit, ada yang menyanyikan lagu-lagu penghiburan dari kamar ke kamar, untuk menguatkan dan memberi pengharapan kepada pasien-pasien yang sedang terbaring lemah di Rumah Sakit.
Ada seorang pasien yang meminta lagu JanjiMu Seperti Fajar dinyanyikan. Pasien ini menderita kanker stadium lanjut dan sudah sangat lemah. Kerabat keluarga yang dikasihi mengelilinginya, dan bersama-sama kami menyanyikan lagu ini. Tak terasa airmata menetes. Rasa haru yang dalam begitu kuat menguasai mereka, dan kasih Bapa terasa dicurahkan atas pasien itu.
Teman-teman juga pasti mengalaminya saat menyanyikan lagu ini. Ada kekuatan baru yang dilimpahkan ke atas setiap yang menyanyikannya. Yang jelas…banyak orang diberkati, tapi nggak banyak yang tahu siapa penulis lagu ini. Penasaran ???
Untuk itu, Afen (pencipta lagu “Janjimu Seperti Fajar”) sengaja menuliskan story behind the song. Apa yang dialaminya, sehingga lagu yang sangat powerful ini tercipta. Original loh. Dari hati yang paling dalam, inilah cerita dari pencipta lagu “JanjiMu Seperti Fajar”. Afen Hardianto.
(begin story)
Nama saya Afen Hardianto.
Saya tinggal di Malang bersama dengan istri dan 2 anak saya yang perempuan 6 tahun dan yang laki-laki 4 tahun. Saya berpacaran dengan istri saya sejak duduk dibangku SMA. Pada masa kita masih pacaran hubungan kita ditentang oleh keluarga istri saya. Tetapi kita tetap berpacaran sampai akhirnya kita mendapatkan restu untuk menikah. Tanpa saya sadari ternyata saya menyimpan kepahitan dari akibat hubungan kami yang dulunya ditentang.
Dan kepahitan itu saya simpan dan pupuk dan saya bawa di pernikahan sampai menyebabkan hubungan saya dengan istri menjadi kurang harmonis di tahun-tahun awal pernikahan kami. Kemudian masuklah pihak ke tiga yang semakin memperkeruh keadaan rumah tangga kami. Dan rumah tangga saya semakin amburadul.
Saya menolak dan menganggap istri saya sebagai penghalang kebahagiaan saya, sehingga saya membenci istri saya. Rasa cinta terhadap istri sudah tidak ada lagi, yang ada adalah kebencian yang menumpuk. Saya selalu menyakiti hati istri saya, walaupun istri saya tidak membalas tetapi saya semakin menyakitinya.
Saya tidak mempedulikan anak saya, dan saya pun sibuk dengan keegoisan saya sendiri. Yang dilakukan istri saya hanya berdoa dan berpuasa, bahkan saat ia mengandung anak kami yang ke 2, ia berpuasa Ester untuk saya. Istri saya menutupi segala keadaan yang terjadi dalam rumah tangga kami dari keluarganya. Ia berpegang pada firman Tuhan di Amsal 21:1 :
“jika hati raja-raja ada didalam genggaman tangan Tuhan, apalagi hati seorang Afen”
Tetapi saya tetap tidak memperdulikannya sampai pada akhirnya saya menyuruh istri saya untuk pergi dan saya antarkan istri dan anak saya pulang ke rumah orang tua istri saya. Dan orang tua istri saya pun menerima mereka dan juga menghendaki perpisahan ini dan megharapkan akan berujung pada perceraian. Saat itu istri saya berkata kepada saya, ini bukan akhir dari segalanya.
Setelah saya meninggalkan istri dan anak saya, saya berpikir saya akan menjalani hidup saya yang baru. Tetapi pada suatu malam pada saat saya sendiri Tuhan mengingatkan saya pada anak saya yang pertama, saya tiba-tiba merasakan rindu dan kangen sekali pada anak saya itu. Waktu itu anak saya masih berusia 1,5 tahun. Hati saya hancur dan saya menangis.
Saya berkata kepada Tuhan :
“Tuhan apakah akhir dari hidupku akan seperti ini, saya yang dari dulu (SMP) sudah melayani Tuhan sebagai pemain musik tetapi apakah rumah tanggaku akan berakhir dengan perceraian?”
Tiba-tiba Tuhan memberikan melodi kepada saya lagu : “JanjiMu Seperti Fajar”, dimana rencana saya lagu ini akan saya simpan untuk saya pribadi. Tetapi pada saat pendeta saya mau rekaman, pendeta saya kekurangan 1 lagu dan ia bertanya kepada saya, apa saya mempunyai lagu.
Dengan malu-malu saya tunjukkan lagu JanjiMu Seperti Fajar kepadanya. Saya benar-benar tidak menyangka lagu tersebut ternyata menjadi berkat bagi banyak orang, termasuk saya dan keluarga.
Dan singkat cerita Tuhan memulihkan keluarga saya. Istri, dan anak-anak saya juga sudah kembali bersatu dengan saya. Bahkan anak ke 2 saya yang dulu saya tolak dan lahir secara premature tanpa saya dampingi juga lahir dalam keadaan yang normal dan sehat.
Dan setelah keluarga saya kembali bersatu, saya juga baru mengetahui bahwa pada saat keluarga saya berantakan setiap hari istri saya menuliskan kata-kata iman di sebuah buku. Didalam tulisannya tersebut istri saya mengatakan :
Suamiku Afen pasti dikembalikan Tuhan padaku, keadaan ini adalah baik bagiku karena pasti ada anugerah besar bagiku,
suamiku Afen adalah suami yang takut akan Tuhan,
suamiku Afen adalah suami yang mengasihiku,
semua ini mendatangkan kebaikan bagiku karena Tuhan pembelaku ada di pihakku.
Dan sekarang saya benar-benar merasakan pemulihan yang Tuhan kerjakan di dalam hidupku, bahkan saya juga tidak menyangka bahwa lagu JanjiMu Seperti Fajar menjadi lagu terbaik Indonesian Gospel Music Award 2006, menjadi theme song sebuah sinetron dengan judul yang sama, dan Tuhan memelihara hidup kami sekeluarga juga melalui lagu tersebut.
Terima kasih Tuhan Yesus Memberkati.
(end of story from Afen Hardianto)