Senin, 21 Januari 2013

Bagaimana Yesus Menebus Dosa Sebelum Abraham


passion4_crucified.jpg
Dalam Injil  Yohanes 8: 58, Yesus berkata bahwa Dia sudah ada sebelum Abraham ada.  Jika memang Yesus sudah ada sebelum Abraham ada, mengapa Yesus tidak menebus dosa manusia sebelum jaman Abraham?  Hal ini jadi terasa agak janggal.  Bagaimana dengan hal ini?

Memang betul apa yang Yesus ucapkan, dan itu menimbulkan berbagai kontroversi yang cukup besar. Mari kita mulai dengan meneliti apa sebenarnya arti ucapan Yesus ini.  Ucapan ini terlontar ketika Yesus sedang berbicara dengan orang-orang Yahudi.  Dalam diskusi yang “berlangsung panas”, orang Yahudi merasa terpojok.  Pertama, ketika mereka menggugat bahwa mereka adalah keturunan Abraham, Yesus menepis dan berkata “bukan.”  Memang secara lahiriah (hubungan darah, keturunan) betul, tetapi ternyata Yesus memandang seorang Israel sejati bukan sekadar garis darah, melainkan kualitas keberimanannya. Itu sebab Yesus berkata, jika mereka keturunan Abraham pasti akan percaya Yesus, dan bukannya beroposisi kepada Yesus.  Yesus berkata bahwa Abraham merindukan kebenaran, dia merindukan Yesus Sang Firman yang kekal itu.   Dari sinilah muncul kalimat, sebelum Abraham ada, Yesus telah ada dan ini adalah fakta pra-inkarnasi (Yohanes 1:1-3, Filipi 2: 6).

Sebelum berinkarnasi, Allah menjadi manusia (Yohanes 1:14), Yesus ada di dalam kekekalan, di surga mulia.  Yesus ada sebelum Abraham ada.  Ucapan ini sangat mengejutkan bagi orang Yahudi, dan mereka menilai Yesus sedang menggigau.  Mereka menggugat dengan berkata bahwa usia Yesus belum 50 tahun, bagaimana mungkin?  Hal ini terjadi karena pengenalan orang Yahudi yang tak tuntas soal pribadi Yesus Kristus.  Yesus memang sudah ada sebelum Abraham ada, dan dunia serta seluruh ciptaan ada, karena Yesus ada.  Yesus mendahului segala sesuatu, karena DIA adalah alfa dan omega.

Dalam hal penebusan dosa, pertama yang harus dipahami adalah fakta bahwa Yesus tidak wajib menebus dosa manusia.  Tuhan hanya mempunyai satu kewajiban sekaligus hak-Nya, yaitu membinasakan manusia karena manusia telah berbuat dosa.  Dalam Kejadian 2:17 sudah dikatakan agar jangan memakan buah yang dilarang, dan jika melanggar manusia mati.  Manusia melanggarnya, maka Tuhan cukup mengeksekusi ketetapan hukum-Nya yaitu membinasakan manusia.  Jadi ide mengapa Tuhan Yesus tidak menebus dosa sebelum Abraham sungguh tidak logis bukan?  Yang ada justru sebaliknya, mengapa Tuhan Yesus tidak segera mengeksekusi hukum-Nya dengan membinasakan manusia.  Ini perlu kita pahami.  Sampai di sini cukup jelas untuk menjawab mengapa penebusan dosa bukan sebelum Abraham.  Ingat, karena memang tidak ada ketentuan itu, dan ketentuan yang ada adalah penghukuman. 

Yang kedua, dalam peristiwa di Taman Eden, bukannya menjalankan penghukuman dengan menghabisi manusia, Tuhan justru menyatakan kasih-Nya yang tidak terduga.  Dalam Kejadian 3:15; Tuhan justru menjanjikan keselamatan yang akan nyata melalui keturunan manusia.  Bahwa keturunan ular (iblis) akan meremukkan tumit keturunan perempuan (manusia Yesus Kristus), dan keturunan perempuan (Yesus Kistus) akan meremukkan kepala ular.  Hal ini digenapi dalam peristiwa penyaliban Yesus Kristus di Golgota.

Perjalan penggenapan janji  ini sangat terang benderang di dalam Alkitab.  Mari kita telusuri mulai dari janji kepada Adam dan Hawa!  Janji ini berlanjut pada pemeliharaan orang yang dikasihi Tuhan, yang tampak pada pembelaan Tuhan atas darah Habel yang ditumpahkan Kain.  Kemudian, sejarah manusia berlanjut, dosa semakin menggila yang menjadi bukti betapa manusia seharusnya layak dibinasakan, bukan diselamatkan.  Tuhan menetapkan pemusnahan bumi dengan air bah, namun memilih Nuh dan keluarganya untuk mendapat kasih karunia dari Tuhan.  Nuh dan seisi rumahnya diselamatkan dari murka Tuhan atas bumi.  Pasca-air bah, Tuhan berjanji atas pemeliharaan bumi, tidak akan lagi menurunkan air bah, ditandai dengan pelangi di langit setelah turun hujan.  Ini penyelamatan bumi.  Kemudian janji keturunan orang pilihan yang Tuhan nyatakan kepada Abraham, yang akan memiliki keturuan seperti bintang di langit dan pasir di laut.  Dari sini kita tahu kisah Abraham yang memiliki anak perjanjian yaitu Ishak (Galatia 4: 22-23). 

Di era Abaraham baru janji tentang keturunan ada, bagaimana mungkin di era yang sama ada penggenapan janji keselamatan.  Ingat keturunan Abraham adalah simbol keturunan orang percaya (gelar Abraham sebagai bapak orang percaya). Lagi-lagi tidak relevan bukan membayangkan penebusan sebelum ada keturunan orang percaya.  Dari Abraham begerak ke Yakub yang kelak disebut Israel.  Dari sini menjadi bangsa Israel yang terdiri dari 12 suku.  Pulang dari pembuangan Mesir menuju tanah perjanjian, episode penyelamatan mulai tampak terang.  Hal ini terus terjadi dengan jatuh bangunnya Israel dalam ujian ketaatan.

Selanjutnya, atas dosa Salomo Israel disobek oleh Tuhan menjadi dua kerajaan yaitu Israel (10 suku di utara), dan Yehuda (2 suku di selatan).  Hingga tiba masa kejatuhan yang sangat menyedihkan.  Utara hancur di tangan Asyur, sementara selatan hancur di tangan Babel.  Tidak lagi ada kebanggan Israel.  Sejenak rencana penyelamatan, janji akan Mesias terasa suram.   Namun janji dan rencana Tuhan tidak pernah gagal.  Lewat garis sejarah yang berliku, Tuhan menyatakan kasih-Nya melalui suku Yehuda, Daud, hingga pasangan Maria dan Yusuf.  Pasangan yang belum menikah ini, diberkahi kandungannya oleh kuasa Roh Kudus, untuk menjadi alat kelahiran Tuhan Yesus Kristus.  Itu sebab kelak, Yesus Kristus disapa sebagai Anak Daud.  Dari sinilah perjalan menuju salib dimulai oleh Tuhan Yesus Kristus.
Seluruh rangkaian peristiwa ini sangat masuk akal, dan diperlukan dalam perjalan sejarah manusia.  Pada akhirnya, lewat 12 rasul yang mendapat perintah memberitakan Injil ke mana saja (Matius 28: 19-20), maka Injil tiba di seluruh dunia dan menjadi keselamatan bagi orang pilihan.

Betapa indahnya rencana keselamatan itu.  Bergerak dari janji penyelamatan atas bumi sehingga tidak akan dibinasakan.  Lalu, janji akan keturunan dalam satu keluarga, yang kemudian menjadi satu bangsa, dan akhirnya bangsa-bangsa dan itu menjadi genap jauh setelah Abraham, hingga diskusi Yesus Kristus dengan orang-orang Yahudi.

Akhirnya, jelas kenapa penembusan sebelum Abraham, dan menjadi amat sangat jelas jika melihat pergerakan rencana Tuhan yang sempurna itu.  Kita tahu setelah melihat semuanya.  Sampai kemudian keselamatan itu tiba bagi kita yang bukan orang Israel, tetapi orang pilihan.  Karena orang pilihan bukan sekadar berdarah daging Israel jasmani, melainkan Israel sejati yang percaya kepada Anak Allah, Yesus Kristus Tuhan.  Ini pulalah isi dan inti diskusi Tuhan Yesus dengan orang Yahudi, dalam Yohanes 8.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.