Hipnotis Dan Yoga, Salahkah?
Fenomena gaya hidup masa kini memang penuh dengan
berbagai kemungkinan yang perlu dipahami utuh. Hipnotis, yang juga
tampil sebagai hipnoterapi, atau yoga dengan berbagai pola. Namun
sebelum lanjut, mari kita simak apa kata Alkitab. Lihat saja ahli sihir
Mesir yang bisa melempar tongkat mereka dan kemudian berubah menjadi
ular. Mereka kafir, tapi memiliki kuasa supranatural. Musa, dalam kuasa
Tuhan melakukan hal yang sama, dan Tuhan menunjukkan kuasa-Nya lebih
besar dari kuasa apapun.
Kita juga menemukan dalam 1 Samuel 28,
tentang Saul, Raja Israel dengan seorang pemanggil arwah yang mampu
memanggil arwah Samuel. Fenomena yang luar biasa. Tapi Alkitab jelas
mengatakan; tak ada orang mati yang bisa dipanggil kembali (kasus
Lazarus dan orang kaya). Fenomena pemanggilan arwah dengan kuasa iblis
banyak mewarnai kehidupan berbagai suku di muka bumi ini. Dan ini adalah
kemurkaan bagi Tuhan. Dalam Perjanjian Baru (PB) juga tercatat orang
yang memelihara penenung untuk memperkaya diri (Kisah 16:16-18). Paulus
dengan kuasa Tuhan mampu mengenali dan mengusir roh tenung itu.
Lagi-lagi, siapapun bisa memiliki kuasa supranatural, namun berasal dari
setan. Mereka disebut penyihir, penenung, pemanggil arwah, dukun, dan
lain sebagainya. Paulus adalah rasul, tetapi bukan dukun. Kemampuan yang
ada dari Tuhan, dan tidak menempel pada dirinya yang bisa dipakai kapan
dia mau, melainkan kapan Tuhan mau. Berbeda dengan dukun yang bertindak
sesuai keinginannya dengan bantuan setan.
Kemampuan supranatural
yang menempel pada diri adalah ilmu kebathinan yang dikenal dalam dua
golongan, yaitu ilmu hitam dan ilmu putih. Jika ilmu hitam tujuannya
untuk menyakiti orang lain, maka ilmu putih sebaliknya, yaitu menolong
atau menyembuhkan. Namun keduanya sama-sama supranatural, yang bukan
berasal dari Tuhan. Alkitab tak pernah mencatat Tuhan memberi ilmu
supranatural yang menetap menjadi kemampuaan seseorang, melainkan
karunia, yang tidak menetap. Contoh, Paulus yang berdoa dan banyak orang
disembuhkan. Tapi di sisi lain, muridnya Timotius yang mengalami
ganguan pencernaan tidak sembuh (1 Timotius 5:23), juga rekan
sepelayanannya Trofimus yang sakit (2 Timotius 4:20). Jadi tak selalu
sakit langsung bisa disembuhkan dengan doa, tergantung pada Tuhan (bukan
soal berhasil atau tidak, tapi apa kehendak Tuhan). Berbeda dengan
dukun, semuanya diatasinya dengan ilmu kebathinannya (tapi juga sering
gagal).
Pendeta masa kini banyak yang mirip dukun dalam soal
penyembuhan, karena mengklaim diri memiliki kemampuan penyembuhan. Dan
mereka menjadi pelanggan yang sakit. Sangat berbeda dengan semangat
Paulus bukan. Lalu berdasarkan daerahnya, istilah dan polanya juga ada
perbedaan. Misal, ada vodo dari Afrika yang menggunakan media boneka.
Tapi lagi-lagi, semuanya sama perdukunan yang tidak sejalan dengan
ajaran Alkitab. Nah, diera modern ini berkembang apa yang disebut
sebagai six sense, atau indra keenam. Juga orang-orang dengan kemampuan
khusus yang disebut indigo. Istilah baru sebagai baju, namun dalam
prinsipnya sama, berpusat pada kemampuan diri. Ada yang menyebutnya
kekuatan luar, tapi ada juga yang mengklaim sebagai aura bawaan lahir.
Sekarang banyak ilmu kebathinan tampil ramah,
tidak seram seperti perdukunan waktu lampau. Kita mulai dengan hipnotis.
Di sini adalah pelatihan konsentrasi yang berpusat pada kekuatan
pikiran. Orang yang dihipnotis harus ada pada situasi tertentu. Pertama,
dengan sadar mau dihipnotis, sehingga kemudian dia bertindak diluar
kendali dirinya. Yang kedua, tidak memberi diri, tapi dalam situasi
kosong (gamang, karena berbagai persoalan). Penghipnotis bisa masuk, dan
yang dihipnotis melakukan apa yang diinginkan oleh si penghipnotis.
Semua baru disadari kemudian. Jadi jelas hipnotis salah, karena
bertindak dengan menghilangkan atau menguasai kesadaran seseorang.
Bahkan hipnoterapi yang dilakukan untuk pengobatan juga sama. Pasien
dibawa ke sebuah situasi yang kondusif dengan berbagai cara dan alat
(musik, dll). Lalu dia dibawa ke alam bawah sadarnya, dan dari sanalah
terapi dimulai. Jadi dia tidak pernah menyadari sepenuhnya apa yang
terjadi. Dia membuat keputusan di luar kesadarannya, dan ini menyangkut
sikap dan pola pikir. Berbeda dengan orang dibius untuk tindakan
terhadap organ tubuh, yang dioperasi. Bius untuk menghilangkan rasa
sakit, bukan penguasaan pikiran.
Sebagai seorang Kristen kita tak
boleh terlibat didalamnya, baik sebagai pasien atau pelaku pengobatan.
Lalu bagaimana dengan yoga. Setali tiga uang. Hanya saja perlu dibagi
dua, yaitu murni pergerakan tubuh atau latihan pernafasan, dan bukan
kekuatan pikiran dan menyedot energi yang ada disekitar diri. Jika yang
terakhir, ini murni kekuatan pikiran. Pelatihan kekuatan pikiran (power
of mind, suggestion), semuanya berpusat pada diri. Kekuatan konsentrasi
dan mengarahkan pikiran ketempat yang dikehendaki. Ingat, secara
sederhana, apapun yang berorientasi pada kekuatan diri, itu bukan sifat
kristiani. Umat diajar oleh Alkitab justru sebaliknya, sangkal diri,
berserah diri, kepada kehendak Allah, bukan berpusat pada diri. Jadi, Semua harus diteliti dengan baik, dan
dipahami konsepnya dengan jelas. Seringkali dipermukaan tampaknya baik,
namun sejatinya berlawanan dengan Alkitab. Inilah yang disebut era
posmo, di mana semuanya ditampilkan dalam semangat relatifisme.
Bungkusnya agama (mengabdi pada Tuhan), tapi isinya justru berorientasi
pada diri.
Pertanyaan, apakah ada pendeta yang melakukan dengan
unsur yang sama? Jawabannya sangat jelas; Ada! Soal siapa, atau yang
mana, itu harus ditelusuri hati-hati, sehingga tidak menjadi fitnah.
Namun soal ini Alkitab sangat jelas. Matius 7:21-23, mengatakan tidak
tiap orang yang menyebut nama Tuhan, Tuhan, akan masuk surga, melainkan
yang melakukan kehendak Bapa (Buah Roh, Galatia 5:22-23). Jadi, langkah
pertama, kenali apakah pendeta tersebut hidupnya ada Buah Roh. Buah Roh
(kualitas hidup), bukan kuantitas pelayanan (gereja ramai, besar, dll).
Bukan hamba uang yang tujuannya melulu kekayaan. Yang kedua, mereka bisa
bernubuat, mengusir setan, mengadakan mujijat, dalam nama Yesus. Tapi
mereka ditolak Tuhan. Pertama, karena mereka menggunakan kuasa setan,
tapi memakai nama Tuhan. Tuhan biarkan mereka berhasil, tapi dikematian,
Tuhan buang mereka ke neraka. Yang kedua, bisa dengan kuasa Tuhan, tapi
untuk ketenaran diri, dan kekayaan pribadi. Tuhan biarkan mereka
sukses, tapi kemudian dibuang ke neraka.
Muncul pertanyaan, bukankah
akan banyak yang bisa tertipu dan tersesat? Jawabannya jelas; Ya! Tapi
jangan lupa, Tuhan sudah mengingatkan, jangan anggap remeh pekerjaan
Roh, tapi juga, ujilah segala sesuatu, supaya kamu tidak tersesat (1
Tesalonika 5:19-22). Adalah kejahatan, jika kita menerima apa saja, lalu
bilang dari Tuhan, tapi tidak pernah mengujinya sesuai Alkitab. Ingat,
pohon dikenal dari buahnya (Kualitas, bukan kuantitas). Memang semakin banyak penyesat itu datang, sesuai kata
Alkitab. Dan kekuatan mujijat mereka semakin hebat, hati-hatilah jangan
tersesat. Mereka bisa menjual nama Tuhan, bahkan mengaku dan menyebut
diri sebagai nabi, rasul, bahkan mesias, padahal sejatinya mereka palsu.
Dulu sudah ada, sekarang juga, dan terus akan semakin banyak dimasa
mendatang. Selamat mendektesi, dan membongkar kebusukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.