Rabu, 19 September 2012

Bukti Yesus Tuhan


Bukti Yesus Tuhan.jpg

Yohanes, murid Yesus Kristus, sang rasul, memulai kitab Injil Yohanes dengan perkataan yang sangat terang benderang, bahwa Yesus Kristus adalah Allah. Yohanes 1,1-3:  Pada mulanya adalah Firman (Yesus Kristus), Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan Firman itu (Yesus Kristus) adalah Allah.  Dan Sang Firman ada di dalam kekekalan. Dan dalam ayat ke 3, dikatakan: Segala sesuatu dijadikan (diciptakan) oleh Dia.
Jelas,  Firman (Yesus Kristus) adalah Pencipta yang berada dalam kekekalan, sebelum dunia ada. Dengan gampangnya, biasanya sanggahan datang, bahwa itu adalah kata Yohanes, bukan kata Tuhan Yesus. Tetapi dalam Yohanes 8:53-58 - dalam dialog Yesus dengan orang-orang Yahudi - jelas Yesus Kristus sendiri menyebut diri-Nya ada sejak kekal. Sebelum Abraham jadi, Aku telah ada. Dia adalah Tuhannya Abraham. Ini membuat orang Yahudi marah, dan hendak melempari Yesus dengan batu. Bisa dibayangkan, orang Yahudi yang selalu kalah berdialog tentang kebenaran, yang juga melihat fakta karya Yesus Kristus (mujizat, kuasa, pengampunan dosa), tak bisa percaya, apalagi manusia di masa kini, yang jauh dari fakta peristiwa.

Kemudian Paulus, yang juga rasul, mengatakan dalam Filipi 2,6-8 bahwa Yesus Kristus yang dalam ke-Illahian-Nya  setara (sama dan sehakekat) dengan Allah, tidak menganggap kesetaraan sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan mengosongkan diri-Nya (rela terbatas), menjadi sama dengan manusia. Jelas sekali kesaksian Paulus bahwa Yesus Kristus setara, sama dengan Allah. Tapi lagi-lagi, bisa juga dikatakan bahwa itu kata Paulus. Namun Yesus Kristus sendiri berkata dalam Yohanes 10:30 “Aku dan Bapa adalah satu.”  Juga dalam pembicaraan dengan murid-Nya, Dia berkata bahwa jika murid mengenal Yesus Kristus, itu berarti mereka menganal Allah (Yohanes 14:7-11). Ternyata, para murid, yang rasul itu, juga tak mudah untuk mengenal Yesus Kristus dengan benar. Maka tak heran, jika manusia masa kini juga mengalami kebingungan dengan ke-Tuhanan Yesus Kristus.

Sekarang kita perhatikan dialog langsung Tuhan Yesus dengan murid-murid-Nya tentang siapa Dia. Ini dicatat oleh Matius, dalam pasal 16:13-16. Tuhan Yesus bertanya kepada murid Nya, kata orang siapakah Dia? Beruntun jawabannya, ada yang berkata Yesus adalah Yohanes Pembaptis, Elia, Yeremia, atau salah seorang dari para nabi. Bayangkan betapa beraneka ragamnya pendapat orang tentang Tuhan Yesus pada jamannya. Bisa dibayangkan di jaman ini.
Ketika Tuhan Yesus bertanya, menurut kalian siapakah Aku ini? Maka Petrus menjawab: Engkaulah Mesias Anak Allah yang hidup. Dan, Tuhan Yesus berkata kepada Petrus: Berbahagialah engkau Petrus. Jelas Tuhan Yesus tak menyanggah bahwa Dia adalah Mesias, Anak Allah yang hidup. Memang Dia tak mengucapkannya sendiri, tetapi pengakuan Petrus diresponNya dengan jelas, dengan menyebut Petrus berbahagia. Tapi mungkin, akan ada yang berkata, itukan tidak menunjukkan bahwa Dia Tuhan, melainkan Mesias! Sekalipun mengenai Mesias sangat jelas dalam PL, bahwa Dia adalah Yang Diurapi, Sang Kekal. Tapi baiklah, kita menerima keberatan itu. Sekalipun, sekali lagi, data-data di atas yang dikatakan Yohanes, Paulus, jelas menunjukkan ke-Tuhanan Yesus Kristus. 
 
Dan, ini adalah peristiwa setelah kebangkitan Tuhan Yesus Kristus, Dia menampakkan diri kepada para murid. Di sana ada Thomas yang belum bertemu Tuhan Yesus setelah kebangkitan-Nya. Thomas tidak percaya kepada cerita para murid tentang kebangkitan, dan butuh pembuktian rasional (Yohanes 20:24-29). Di pertemuan itu, Thomas sangat terpana dengan realita yang ada. Yesus Kristus sungguh bangkit dari kematian. Ketika Yesus Kristus menyapa Thomas, dia tak berani menerima tantangan Yesus Kristus untuk meneliti diriNya. Thomas berseru dengan jelas: Ya Tuhanku dan Allah! Kalimat syahadat (pengakuan iman) Thomas tentang ke-Illahian. Jelas sekali, Yesus Kristus, disebut Tuhan (Kurios) dan Allah (Theos). Lalu apa reaksi Tuhan Yesus? Juga sangat jelas sekali: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang percaya sekalipun tidak melihat.” Yesus tak membantah bahwa Dia adalah Tuhan, Allah, bahkan mengiyakan pengakuan Thomas, yang agak terlambat itu. Tidakkah semua fakta ini lebih dari cukup untuk menjadi kesaksian bahwa Alkitab mencatat dengan jelas ke Illahian Yesus Kristus, bahkan sejak PL?

Dalam Matius 8:28-32, dengan jelas dikisahkan, bagaimana setan dengan jelas bisa mengenali Tuhan Yesus Kristus, sebagai anak Allah yang hidup, dan menjadi ketakutan. Agak aneh juga, karena setan dengan segera bisa mengenali Yesus dan memohon belas kasihan, sementara manusia, justru gagal total dan menyalibkan Dia. Hanya saja, setan memang tak pernah mempercayakan diri kepada Tuhan melainkan memberontak. Karena itu setan giat, segiatnya, untuk mencari pengikut dengan memperdaya sebanyak mungkin orang untuk tak percaya kepada Tuhan Yesus, yang setan sendiri takuti.

Yakobus 2:19 juga mencatat tentang setan yang juga percaya bahwa Allah itu ada, dan gemetar, namun seperti yang disebut di atas, tak pernah menaklukan diri. Cobalah pikirkan, jika setan saja mengenal Yesus Kristus sebagai Tuhan dan memohon belas kasihan, ketakutan, mengapa? Karena setan memang dulu adalah penghuni surga yang diusir dari surga, karena pemberontakannya yang ingin sama dengan Allah. Dan, ide yang sama juga ditawarkannya kepada Hawa dan Adam. Celakanya, Hawa dan Adam memakan umpan setan sehingga juga menjadi terhukum. Semoga ini tak berlanjut, dengan terus menerus mempertanyakan ke-Illahian Tuhan Yesus Kristus, tidak percaya, dan terbuang, padahal kesaksian Alkitab begitu terang benderang.

Sementara, seorang serdadu Roma (kafir), pemimpin pasukan (terdidik), terpana dengan peristiwa di penyaliban Yesus Kristus, dan berkata dengan jelas: Sungguh Dia ini adalah Anak Allah (Matius 27:54). Luar biasa, kesaksian tentang Yesus Kristus; Mesias, Anak Allah, Tuhan dan Allah, terdapat di mana-mana di dalam Alkitab, dan keluar dari berbagai mulut, bahkan hingga setan sekalipun.
  
Jika kita meneliti Alkitab, dan bersyukurlah bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan yang hidup. Dia tak mengucapkan itu dari mulut-Nya  sendiri, tetapi sebaliknya datang dari berbagai mulut (kesaksian yang mengiyakan), bahwa Dia adalah Yesus Kristus Tuhan. Kiranya jawaban ini boleh menjadi pencerahan dan berkat bagi kita semua. Ingatlah, apa yang kita katakan, bisa jadi dusta, tapi apa yang orang lain katakan tentang kita, apalagi musuh kita, itu adalah kebenaran yang sangat kuat. Hakekat dan kehadiran Yesus Kristus telah bercerita siapa Dia. Percayalah pada Yesus Kristus Tuhan, dan sembahlah Dia. Selamat menikmati keimanan yang meneguhkan. Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.