Rabu, 19 September 2012

HAMBA (KEPEMIMPINAN) YANG SETIA


HAMBA (KEPEMIMPINAN) YANG SETIA.jpg
Prof. Dr. Manlian Ronald. A. Simanjuntak., ST., MT., D.Min
Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen Konstruksi
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

This is my FATHER’s world.....Satu bagian kutipan pujian yang menyatakan bahwa semua yang kita kelola melalui mandat TUHAN saat ini adalah lansekap ALLAH. Lansekap yang TUHAN percayakan kepada kita sebagai hambaNYA yang menuntut kesetiaan. Konteks hamba TUHAN dan kesetiaan dalam segala perkara yang mengacu kepada Firman TUHAN di dalam II Timotius 2:1-7 merupakan pemahaman yang tidak terpisahkan. Kepemimpinan tidak saja fokus kepada orangnya, melainkan fokus kepada “sifat”. Sedangkan hati seorang hamba adalah hati yang luhur yang dimiliki dalam sifat kepemimpinan. Baik hamba dan kepemimpinan, kita tetap mengarah kepada TUHAN yang berdaulat. Dalam memahami konteks hamba dan kepemimpinan yang setia, ada 3 latar belakang penting yang perlu kita pahami bersama, yaitu:

A.  Globalization.
Konteks globality sebagai suatu pemahaman yang tidak baru dan tidak berbeda dengan pemahaman globalization.  Dalam konteks globality yang ditulis oleh Harold. L. Sirkin, James. W. Hemerling, dan Arindam. K. Bhattacharya dalam buku mereka yang berjudul Globality, adalah konteks globality merupakan suatu fakta dimana manusia berkompetisi satu dengan yang lain. Isyu tentang globality berhubungan juga dengan speed/kecepatan (segalanya serba cepat), manusia yang berkompetisi (people first), di dalam persaingan seluruhnya mudah terhubung satu sama lain, dan nilai manusia sebagai ciptaan TUHAN yang memiliki mandat mengelola segala ciptaan TUHAN cenderung menurun akibat fokusnya tidak lagi kepada sang Pencipta.

B.  Potret Kemerdekaan Negara Indonesia
Mengamati perjalanan kepemimpinan Indonesia, kita mencoba memahami perjalanan 5 (lima) fase kepemimpinan, yaitu:  kepemimpinan masa Pra Kemerdekaan/Kebangsaan 28 Oktober 1928, kepemimpinan  masa Kemerdekaan 1928-1945, kepemimpinan masa Demokrasi Terpimpin 1945-1955, kepemimpinan masa Orde Baru 1956-1998, kepemimpinan masa Reformasi 1998-saat ini. Permasalahan yang dapat kita pelajari dalam kelima fase karakter kepemimpinan Indonesia mengarah kepada permasalahan karakter kepemimpinan, yaitu: moral, integritas, ide, kekuasaan/power dan intelektualitas. Hal ini sungguh menyedihkan oleh karena sebenarnya kita belum semakin maju. Terlihat kita maju dari luar, tetapi di dalam sangatlah berbeda. Pada saat yang baik ini saya mengutip kalimat yang dipresentasikan Prof. Dr. Magnis Suseno dalam presentasi beliau dalam Leadership Seminar di Universitas Pelita Harapan 4 Agustus 2011 yang lalu, dimana saat ini Indonesia berada dalam ”kondisi yang aneh”. Dari luar, Indonesia terlihat baik dan masuk kelas dunia, tetapi kondisi Indonesia di dalam justru dalam kondisi sebaliknya.

C.  Jati diri gereja
Mengapa hal ini menjadi penting? Tentu saja, oleh karena saat ini kita terlalu banyak membicarakan tentang gereja sebagai gedung, bukan konteks gereja sebagai umat manusia yang dikasihi TUHAN, diberkati TUHAN dan yang TUHAN kasihi, untuk kembali memuji dan memuliakan TUHAN. Sehingga fokusnya bukan kepada judul gerejanya, tetapi hidup yang terus memuliakan TUHAN dan mengasihi TUHAN secara utuh, oleh karena TUHAN sudah lebih dulu mengasihi kita manusia yang memiliki natur dosa.

MENJADI HAMBA YANG SETIA
Bagian Firman TUHAN II Timotius 2:1-7 yang ditulis oleh rasul Paulus oleh karena adanya Roh Kudus yang mendorongnya menyampaikan maksud TUHAN kepada umat manusia yang dikasihiNYA. Bagian firman TUHAN di dalam II Timotius merupakan surat terakhir rasul Paulus yang memiliki tema ”bertekun dengan ketabahan”. Ketika rasul Paulus menulis surat ini, Kaisar Nero saat itu sedang berkuasa untuk menghentikan perkembangan kekristenan di Roma dengan melakukan aniaya yang luar biasa kepada orang yang percaya kepada TUHAN. Rasul Paulus kemudian menyadari bahwa ia mulai ditinggalkan para sahabatnya dan ia menyadari pelayanan sudah berakhir dan kematiannya sudah dekat. Hal ini dirasakannya ketika Paulus merasakan kesendiriannya ketika menghadapi kemungkinan dihukum mati yang sudah dekat, dan saat itu ia meminta Timotius menemaninya di Roma. Ketika rasul Paulus mengirim surat ini, Timotius masih berada di Efesus.
Surat Rasul Paulus kepada Timotius yang kedua, memiliki 6 (enam) arah besar yang layak kita teladani. Bagian pertama, yaitu tentang pesan Paulus kepada Timotius. Bagian kedua, yaitu tentang berbagai tuntutan untuk menjadi hamba TUHAN yang setia. Bagian ketiga, yaitu pengalaman tentang kondisi kejahatan yang semakin meningkat yang segera terjadi. Bagian keempat, yaitu menuntun untuk terus tekun dalam kebenaran. Bagian kelima, yaitu pesan untuk terus memberitakan Firman TUHAN. Bagian keenam, yaitu tentang kesaksian dan pengarahan Paulus tentang tema penulisan untuk bertekun dengan ketabahan. Bagian penting untuk menjadi hamba TUHAN yang setia akan kita bahas sebagai berikut:
a.Bagian penting pertama di ayat 1 jelas tuntutan untuk menjadi hamba TUHAN yang setia adalah agar kita menjadi kuat oleh kasih karunia TUHAN.Menjadi kuat oleh kasih karunia TUHAN secara terstruktur disadari dan dialami dalam fase penting, yaitu: menyadari manusia yang memiliki natur dosa yang sebanarnya tidak layak di hadapan TUHAN, bertobat setiap waktu untuk taat kepada TUHAN, menyadari sebagai umat yang berdosa namun dikasihi TUHAN mendapatkan kasih karunia TUHAN secara khusus, dan mengimani untuk dimampukan serta dikuatkan oleh karena telah menerima kasih karunia TUHAN.
b.Bagian penting kedua di ayat 2 yaitu agar kita mempercayakan berita kepada orang yang dapat dipercaya. Bagian ini menjelaskan tentang peran dan tanggung jawab gereja dalam membina orang percaya di dalam iman.
c.Bagian penting ketiga di ayat 3-7 yaitu untuk terus bertahan di dalam penderitaan.  Hal tentang menderita juga dijelaskan dalam 1 Petrus 3:17-20. Pesan kata ”menderita” bagi manusia adalah tantangan, tapi jelas pesan kata ”menderita” bagi TUHAN adalah hal yang sangat berarti bagi hidup manusia. Hal ini menimbulkan pertanyaan bagi kita, apakah maksud TUHAN untuk hal ini? Pemahaman ”menderita” di dalam Firman TUHAN yaitu: penderitaan adalah apa yang dipikirkan ALLAH bukan apa yang manusia pikirkan, penderitaan adalah apa yang direncanakan ALLAH, penderitaan adalah bukti kemenangan bukan kekalahan.
d.Selanjutnya untuk menjadi hamba yang setia, masih ada bagian penting keempat dan kelima di ayat 8-26 yaitu untuk menderita bahkan mati dengan YESUS KRISTUS, dan menuntun kita untuk menghindari perihal yang bodoh/buruk serta mempertahankan Injil dalam cara yang tidak tercela.

IMPLIKASI

Selanjutnya, bagaimana mengaplikasikan “hamba TUHAN yang setia” tersebut di dalam lansekap pelayanan baru setiap hari? Lansekap sebagai ladang pelayanan butuh iman yang teguh bagaikan seorang murid. Konsep pemuridan di dalam TUHAN memiliki motivasi yang teguh di dalam iman, dan bertahan di dalam segala perkara.. TUHAN yang jelas mencari kita, manusia sering menghindar tidak mencari TUHAN. Hal ini jelas tertulis di dalam Firman TUHAN di dalam kitab Kejadian, dan terang TUHAN jelas mencari manusia dan TUHAN meneladani untuk dapat berdampak melalui pengorbananNYA.
Implikasi hati hamba TUHAN yang setia yaitu bagaikan seorang murid yang meneladani Kristus sebagai pemimpin sekaligus pengikut. Pemimpin disini adalah memberi teladan, dan pengikut memiliki ketaatan.  Sebagai seorang pemimpin, sebenarnya tidak lagi memikirkan dirinya saja, tetapi fokus kepada memberikan teladan bagi pengikutnya, dan mempersiapkan para pengikutnya untuk memberikan teladan berikutnya bagi orang lain. Untuk itulah pemahaman hati hamba yang setia di dalam kepemimpinan kemudian menghasilkan kajian dari berbagai penelitian, teori dan pandangan para pakar, yaitu untuk: memiliki model Kepemimpinan YESUS KRISTUS, mengubahkan orang lain, memerlukan pengorbanan, menginspirasikan orang lain, memiliki visi, memuridkan untuk mempersiapkan generasi penerus di masa depan. Kiranya segala hormat, puji dan kemuliaan hanya bagi DIA, dan kiranya TUHAN senantiasa memberkati kita semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.