Sabtu, 12 November 2011

BABEL DAN YERUSALEM


Seperti tertulis dalam Yeremia 29:10-11, ?Sebab beginilah firman Tuhan: Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janjiKu itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini. Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan?.




Kembalinya Israel dari Babel ke Yerusalem terjadi dalam tiga tahap. Yang pertama terjadi pada tahun 536 SM dibawah kepemimpinan Zerubabel. Mereka bertugas membangun kembali Bait Suci Tuhan. Kurang lebih 78 tahun kemudian, rombongan kedua datang dipimpin oleh Ezra. Tugas utama mereka adalah memulihkan kekudusan umat Tuhan sesuai Taurat Tuhan. Dan 13 tahun kemudian, Nehemia memimpin rombongan ketiga dengan tugas membangun kembali tembok Yerusalem yang telah runtuh. Jumlah umat Tuhan yang kembali dari Babel relatif sangat sedikit. Untuk rombongan pertama saja hanya ada 42.360 orang lebih sedikit (Ezra 2:64). Rombongan kedua dan ketiga jauh lebih sedikit lagi. Sisa orang Yahudi yang kembali ke Yerusalem dengan jumlah yang sedikit itu disebut Jewish Remnant. Walaupun berjumlah sedikit (minoritas), tetapi rencana Tuhan untuk pemulihanNya terletak di dalam dan melalui mereka.




Alkitab dituliskan bagi kita bukan sekedar untuk kita memahami sejarah, dalam hal ini sejarah Israel. Alkitab adalah Firman hidup yang bersifat rohani. Artinya di dalam sejarah yang bersifat jasmani terdapat makna rohani yang berguna untuk membangun iman kita saat ini. Tetapi semua ini tergantung dari bagaimana seseorang mendekati Alkitab. Apabila ia mendekati Alkitab dengan pikiran jasmani (the mind of the flesh), ia hanya akan menemukan fakta-fakta jasmani di dalam Alkitab. Sebaliknya apabila ia mendekati Alkitab dengan pikiran rohani (the mind of the spirit), ia akan menemukan firman hidup yang akan membangun imannya. Sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi roh menghidupkan (II Kor. 3:6). Dikatakan juga dalam Roma 8:6, terjemahan Young?s Literal, ?for the mind of the flesh is death, and the mind of the spirit ? life and peace (pikiran daging adalah maut, dan pikiran roh adalah hidup dan damai sejahtera)?. Jadi sejarah kembalinya Israel dari Babel ke Yerusalem, memiliki makna rohani bagi kita saat ini.




Apakah makna rohaninya bagi kita saat ini? Melambangkan apakah ?Babel? bagi kita? Juga apa artinya ?Yerusalem? bagi kita? Dan apakah artinya ?keluar dari Babel? dan ?beribadah di Yerusalem?? Kita membutuhkan roh hikmat dan wahyu untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas. Semoga Tuhan terus membukakan FirmanNya bagi kita.




BABEL DALAM ALKITAB

Kejadian 10:8-10 mencatat, ?Kusy memperanakkan Nimrod; dialah yang mula-mula sekali orang yang berkuasa di bumi; ia seorang pemburu yang gagah perkasa dihadapan Tuhan, sebab itu dikatakan orang: seperti Nimrod, seorang pemburu yang gagah perkasa di hadapan Tuhan. Mula-mula kerajaannya terdiri dari Babel, Erekh dan Akad, semuanya di tanah Sinear?. Dari ayat ini jelas terlihat bahwa Babel adalah satu kerajaan (pemerintahan) yang didirikan oleh seorang manusia yaitu Nimrod. Tegasnya Babel adalah suatu pemerintahan manusia.




Dikatakan bahwa Nimrod adalah seorang pemburu yang gagah perkasa dihadapan Tuhan. Ray Prinzing dalam Whispers of the Mysteries hal.14 mengatakan bahwa Strong?s Concordance mengungkapkan fakta mengenai kata Ibrani untuk dihadapan mempunyai arti yang sangat bervariasi. Dalam Kej. 10:9, seperti juga misalnya dalam Bil.16;2, kata Ibrani untuk dihadapan secara harafiah (literal) berarti memberontak. Dan di dalam Jewish Encyclopedia, nama Nimrod berarti ?ia yang membuat semua yang memberontak melawan Tuhan?. Jadi Babel sebagai pemerintahan manusia yang dibangun Nimrod, bukanlah pemerintahan biasa tetapi suatu pemerintahan manusia yang MEMBERONTAK melawan Tuhan.




Apakah artinya Babel bagi kita secara individu? Saudaraku, Babel itu adalah suatu kerajaan yang kita bangun oleh keakuan kita sendiri. Ambisi ?Nimrod? itu sebenarnya ada di dalam kita. Semua kita ingin mengatur diri kita sendiri, ingin menjadi ?orang yang berkuasa? bagi diri kita sendiri. Semua kita (sebagai ?Manusia Adam?) tidak mau diatur/diperintah oleh Tuhan. Semua kita ingin membangun sesuatu berdasarkan diri kita sendiri, entah itu suatu usaha dagang, keluarga bahkan pelayanan. Segala sesuatu yang kita bangun berdasarkan pikiran, perasaan dan keinginan kita sendiri adalah ?BABEL?. Dan hal ini adalah pemberontakan terhadap pemerintahan Tuhan.




YERUSALEM DALAM ALKITAB

Yerusalem adalah kota yang dipilih Tuhan sebagai tempat kediaman NamaNya (II Taw. 6:6). Di Yerusalem terdapat Bait Suci Tuhan. Yerusalem adalah tempat dimana umat Israel melakukan ibadah dan penyembahan kepadaNya. Yerusalem juga disebut ?Kota Allah, kediaman Yang Maha Tinggi? (Maz. 46:5). Yeremia 3:17 menyatakan, ?pada waktu itu Yerusalem akan disebut takhta Tuhan....? Takhta disini berbicara soal pemerintahan. Jadi Yerusalem adalah tempat dimana Tuhan memerintah. Apabila umat Israel mau diperintah Tuhan, maka mereka harus datang ke Yerusalem untuk sujud menyembahNya dan mempersembahkan korban di Bait SuciNya.




Apa maknanya ?Yerusalem? bagi kita? Untuk memahami ini, baiklah kita melihat Yoh.4:20-21,23? Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah. Kata Yesus kepadanya: Percayalah kepadaKu, hai perempuan, saatnya akan tiba bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Disini jelas terlihat bahwa ?Yerusalem? dalam Perjanjian Lama berarti ?roh? dalam Perjanjian Baru, artinya sebagaimana Yerusalem adalah tempat/pusat penyembahan umat Israel. Maka saat ini roh kita adalah tempat dimana melaluinya kita menyembah Tuhan. Sebagaimana Yerusalem adalah pusat pemerintahan Tuhan bagi umat Israel, maka roh kita (menyatu dengan Roh Kudus) adalah pusat dimana seluruh keberadaan kita diperintah olehnya. Maksudnya kita diperintah oleh roh kita yang telah menyatu dengan Roh Kudus, bukan oleh perasaan, pikiran dan keinginan kita sendiri.




DARI BABEL KE YERUSALEM

Kita telah melihat bahwa pemulihan Tuhan bagi umatNya dinyatakan melalui keluarnya Israel dari Babel menuju Yerusalem. Apakah maknanya ini bagi kita? Bagi kita ini berarti kita harus keluar dari ?pemerintahan diri sendiri? untuk masuk ke dalam ?pemerintahan Tuhan?. Meninggalkan sifat mau mengatur diri sendiri dan menjadi rela diatur Tuhan. Ini memang suatu proses, sebagaimana Israel keluar dari Babel. Dibutuhkan waktu untuk mematahkan keakuan kita. Sering kali proses ini panjang. Tetapi siapa yang mau dipulihkan Tuhan, ia harus rela meninggalkan ?Babel? menuju ?Yerusalem?.




Dalam tulisan diatas kita melihat bahwa Babel adalah suatu pemerintahan manusia yang memberontak kepada Tuhan, sedangkan Yerusalem adalah tempat dimana Tuhan memerintah. Babel adalah suatu kerajaan yang dibangun oleh ambisi "Nimrod" yang berdiam didalam "manusia Adam" kita. Kerajaan yang kita bangun itu bisa berupa keluarga, usaha dagang atau juga pelayanan. Apabila seseorang dipulihkan Tuhan, ia akan dibebaskan atau dilepaskan dari ambisi "Nimrod" dan hidupnya akan berpusat pada roh dimana pemerintahan Tuhan berlaku atasnya. Kehidupannya bukan aku beserta ambisi "Nimrod" lagi, melainkan Kristus beserta kerajaanNya. Demikianlah genap firman Tuhan dalam Galatia 2 : 20, "....... bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup didalam aku ......".




Kadangkala kita mendengar orang kristen menunjuk kelompok tertentu sebagai Babel dan bahwa kita harus keluar dari padanya. Orang kristen ini hanya memahami Babel sebagai suatu sistem pemerintahan DILUAR dirinya sendiri. Memang benar Babel yang diuraikan dalam Alkitab telah menjadi sistem dimana kita harus keluar daripadanya. Wahyu 18 : 4 juga menegaskan bahwa kita harus keluar dari sistem seperti itu agar jangan kita ambil bagian dalam dosa-dosanya. Kita akan membicarakan Babel sebagai suatu sistem pada uraian berikutnya. Tetapi yang kita maksudkan pada pembicaraan sebelumnya adalah Babel yang ada DI DALAM diri kita. Ambisi "Nimrod" yang ada didalam diri kita atau "Babel" yang ada didalam inilah yang harus keluar. Jadi bukan saja kita keluar dari "Babel", tetapi yang lebih penting lagi yaitu "Babel" harus keluar dari diri kita.




Ketika umat Israel keluar dari Babel dan menetap di Yerusalem, mereka masih membawa "Babel" didalam diri mereka. Hal ini terlihat dari teguran nabi-nabi yang melayani mereka setelah pembuangan yaitu Hagai, Zakharia dan Maleakhi. Empat ratus tahun kemudian, umat Israel yang keluar dari Babel kembali membangun sistem keagamaan yang kita kenal sebagai Yudaisme. Sistem inilah yang membunuh Yesus melalui tangan bangsa Roma. Mengapa umat Israel kembali membangun sistem yang memberontak kepada Tuhan ? Jawabnya sederhana saja, mereka telah keluar dari Babel tetapi Babel belum keluar dari mereka. Itu sebabnya mereka kembali membangun sistem yang melawan Tuhan. Hal seperti ini juga terjadi ketika Israel keluar dari Mesir. Tingkah laku Israel selama dipadang gurun membuktikan bahwa "Mesir" belum keluar dari Israel. Sedikit ada masalah, mereka cenderung ingin kembali ke Mesir. Baru setelah penyunatan ditanah perjanjian, Tuhan berkata dalam Yosua 5 : 9, "Hari ini telah Kuhapuskan cela Mesir itu dari padamu".




Sebagai kelompok "Yosua dan Kaleb", kita perlu berjalan terus melintasi padang gurun sampai ke "Tanah Perjanjian" kita. Ditempat ini kita mengalami "penyunatan" yaitu penanggalan ambisi "Nimrod", sehingga kita tidak pernah lagi membangun sistem yang menentang pemerintahan Tuhan. Kita tidak lagi membangun kerajaan sendiri. Kita dapat menerima pemerintahan Tuhan didalam hidup kita. Inilah hal yang penting kita pahami dan alami sebagai putra-putra Bapa.




Pengalaman keluarnya "Babel" dari diri kita merupakan suatu proses yang harus kita lalui. Bagi kita, Tuhan adalah api yang menghanguskan. Ia membakar dan menghanguskan semua didalam diri kita yang bukan Kristus. Pola pikir, tindakan dan ambisi "Nimrod" semuanya akan habis dalam api Tuhan, sehingga yang tinggal didalam diri kita hanyalah Kristus. Melalui pengalaman ini kita menemukan identitas kita yang sebenarnya sebagai Putra Bapa. Tetapi tidak hanya pengalaman ini saja, seperti telah kita lihat dalam Wahyu 18 : 4 bahwa kita diperintahkan untuk keluar dari sistem Babel. Selanjutnya kita akan melihat bagaimana Babel ini dibangun.




BABEL SEBAGAI SISTEM PEMERINTAHAN MANUSIA.

Kejadian 11 : 1-9 mencatat sebagai berikut, "Adapun seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya. Maka berangkatlah mereka kesebelah timur dan menjumpai tanah datar di tanah Sinear, lalu menetaplah mereka disana. Mereka berkata seorang kepada yang lain : 'marilah kita membuat batubata dan membakarnya baik-baik'. Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan ter gala-gala sebagai tanah liat. Juga kata mereka : 'marilah kita dirikan bagi kita sebuah menara yang puncaknya sampai kelangit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi'. Lalu turunlah TUHAN untuk melihat kota dan menara yang didirikan oleh anak-anak manusia itu, dan Ia berfirman : 'mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apapun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana. Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan disana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing'. Demikianlah mereka diserakkan TUHAN dari situ keseluruh bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu. Itulah sebabnya sampai sekarang nama kota itu disebut Babel, karena disitulah dikacaubalaukan TUHAN bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan TUHAN keseluruh bumi".




Kita tahu bahwa Nimrod adalah orang yang mula-mula sekali berkuasa dibumi dan salah satu kerajaan yang didirikannya adalah Babel (Kej.10:8,10). Didalam Kejadian pasal 11 ini,kita melihat bagaimana caranya kerajaan Babel ini dibangun. Pertama,kita lihat bahwa oleh kepemimpinan Nimrod, mereka sampai pada satu komitmen untuk membangun kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai kelangit(ay 4). Mereka juga bersepakat untuk mencari nama. Semua ini mereka lakukan agar mereka tidak terserak keseluruh bumi.




Sudahkah saudara lihat tujuan Nimrod dibalik semua ini ? Tujuan utama Nimrod disini adalah mencari nama. Tentunya semua orang yang dipimpin Nimrod juga memperoleh nama atau reputasi karena telah berhasil membuat sebuah kota, tetapi Nimrod sebagai pemimpin mendapat lebih banyak reputasi dan kemuliaan manusia. Semangat atau roh Nimrod ini diungkapkan dengan kata-kata oleh raja Nebukadnesar sebagai berikut,"Bukankah itu Babel yang besar, yang dengan kekuatan kuasaku dan untuk kemuliaan kebesaranku telah kubangun menjadi kota kerajaan ?" (Daniel 4 : 30).




Cara kedua kerajaan Babel ini dibangun adalah melalui kesatuan dan sistem komunikasi yang baik (ayat 1,6). Walaupun kesatuan dan komunikasi yang baik tercipta karena mereka adalah satu bangsa dan satu bahasa, tetapi tidak diragukan lagi bahwa peranan Nimrod sebagai pemimpin merupakan penyebab utama terciptanya kesatuan dan komunikasi yang baik. Menara yang dibangun Nimrod dapat juga menjadi alat pengontrol untuk mempersatukan. Jadi disini Nimrod menggunakan kuasanya untuk mengontrol agar tercipta kesatuan dan komunikasi yang baik. Melalui kedua cara inilah Babel dibangun sebagai kerajaan manusia yang dipimpin Nimrod.




Kalau kita merenungkan lebih dalam lagi alasan mengapa Nimrod berhasil membangun kerajaannya (walaupun akhirnya dihancurkan Tuhan), akan kita dapatkan penyebabnya karena manusia cenderung untuk membuat suatu perkumpulan dan juga manusia cenderung menginginkan seorang pemimpin yang dapat dilihat seperti halnya ketika Israel meminta seorang raja manusia. Melalui kepemimpinannya Nimrod berhasil membagikan visinya sehingga perkumpulan itu mempunyai tujuan. Nimrod berhasil membangun suatu organisasi, karena organisasi berarti perkumpulan yang mempunyai tujuan.




Bagaimana evaluasi Tuhan terhadap organisasi ini ? Ayat 6 mencatat, "... ... Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apapun juga yang mereka rencanakan tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana". Tuhan menilai bahwa organisasi ini mempunyai kekuatan luar biasa didalam dirinya sendiri. Tuhan menyatakan bahwa kalau organisasi ini merencanakan sesuatu maka akan terlaksana, bukan oleh kekuatan Tuhan tetapi oleh kekuatan organisasi itu sendiri.




Inilah organisasi pertama yang dibuat manusia yang tercatat dalam kitab Kejadian. Walaupun organisasi ini telah dihancurkan dengan cara menghancurkan kesatuan dan komunikasinya yang baik, sejak saat itu manusia selalu berkumpul untuk membuat organisasi. Kalau kita lihat saat ini didunia begitu banyaknya organisasi yang ada, sebanyak tujuan dan maksud hati manusia. Mulai dari organisasi politik, ekonomi, sosial sampai keagamaan.






BABEL SEBAGAI SUATU MISTERI

Sekalipun Babel sebagai sistem pemerintahan manusia didalam Kejadian 11 telah dihancurkan Tuhan, tetapi ia tidaklah dihapuskan sama sekali. Karena sampai saat ini sistem pemerintahan manusia tetap kita jumpai pada setiap bangsa. Bahkan Tuhan memakai sistem pemerintahan manusia ini untuk menjalankan rencanaNya. Itu sebabnya Roma 13 : 4 menegaskan, "Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu ........ Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat".




Tetapi yang akan kita bicarakan sekarang adalah Babel seperti yang diuraikan dalam kitab Wahyu pasal 17 dan 18. Babel yang diuraikan kitab Wahyu ini berbeda dengan Babel yang dijelaskan dalam kitab Kejadian. Babel dalam kitab Kejadian adalah benar-benar kota yang dibangun oleh Nimrod, sedangkan Babel dalam kitab Wahyu adalah simbol atau lambang. Karena kita Wahyu adalah kitab yang mewahyukan siapa Yesus Kristus itu dengan bahasa simbol. Itu sebabnya Babel dalam kitab Wahyu merupakan suatu misteri. Diperlukan kondisi tertentu untuk dapat memahaminya.




Wahyu 17 : 3 mencatat," Dalam roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat ......" Diperlukan kondisi dalam roh untuk melihat Babel sebagai simbol. Manusia jasmani tidak dapat melihat hal ini. Selain kondisi dalam roh, kita juga perlu ke "padang gurun" untuk melihatnya. Yohanes Pembabtis mendapat firman Tuhan dan menyampaikannya dari padang gurun (Lukas 1:80,Matius 3:1). Artinya ia berada pada kondisi diluar sistem keagamaan yang ada. Ia tidak mendapat posisi, kemuliaan dan kemewahan dari sistem yang ada. Dalam kondisi yang sedemikianlah ia mendapatkan firman dan menyerukan," Bertobatlah, sebab kerajaan sorga sudah dekat!". Kita juga akan memperoleh firman dan penglihatan apabila kita tidak menikmati "..... kemuliaan dan kemewahan, yang telah ia nikmati ...... "(Wahyu 18:7).




Ketika Yohanes dibawa ke padang gurun, ia melihat seorang perempuan. Dan ketika ia melihatnya, ia sangat heran (Wahyu 17:6). Saya yakin keheranan Yohanes ini disebabkan perempuan ini disebut Babel dan pelacur. Juga karena perempuan ini mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus. Tentu dalam pemahaman Yohanes waktu itu perempuan melambangkan gereja, tetapi mengapa yang dilihatnya lain. Mengapa gereja mendapat simbol "Babel" ?.




Kita tahu Babel adalah sistem pemerintahan manusia. Kalau gereja mendapat simbol Babel, maka itu berarti didalam gereja terdapat SISTEM PEMERINTAHAN MANUSIA. Bagaimana sampai terjadi demikian ? Dalam Kis. 20 : 30 ada tertulis, "Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka". Disini Paulus bernubuat kepada para penatua bahwa akan ada beberapa pemimpin yang bangkit dengan ajaran palsu mereka, dengan tujuan memperoleh murid-murid supaya mengikut mereka. Kita lihat disini bagaimana roh "Nimrod" masuk kedalam gereja. Pemimpin-pemimpin mulai mengontrol, menguasai dan menaklukkan murid-murid melalui suatu pengajaran palsu tertentu.




Saudara tentu memahami kata PALSU yang dimaksud. Palsu artinya sesuatu yang sengaja dibuat MIRIP DENGAN ASLINYA, tetapi sebenarnya tidak. Pengajaran palsu adalah pengajaran yang dibuat sedemikian sehingga mirip dengan pengajaran asli. Ada beberapa pengajaran palsu yang sengaja dibuat oleh "Nimrod-Nimrod" zaman ini untuk menarik murid-murid dari jalan yang benar supaya mengikut mereka.




Karena maksud pengajaran palsu disini adalah untuk menarik murid-murid dan mengikuti pemimpin, maka salah satu pengajaran palsu yang sangat ditekankan adalah penundukan diri kepada "Tudung rohani". Tudung rohani disini yang dimaksud adalah gembala sidang atau para penatua atau pemimpin-pemimpin jemaat. Saya akan mengutip tulisan saudara J. Preston Eby mengenai "Tudung rohani" ini dari bukunya Gema Taman Eden, dibawah judul pakaian asing.




"Saya mau tanya, BAGIAN KITAB SUCI MANA YANG MEMBENARKAN PENERAPAN TUDUNG INI ? Tidak ada ! di ayat mana, suami disebut sebagai "tudung" bagi istrinya ? Diayat mana, tua-tua disebut sebagai "tudung" bagi jemaatnya ? Diayat mana, gereja disebut sebagai "tudung" bagi orang percaya ? Pasal dan ayat mana yang mengatakan bahwa rasul adalah "tudung" bagi pelayanan yang lain, tua-tua atau gembala ? Dimana aturan yang mengatakan bahwa suatu pelayanan tidak bisa diterima kecuali berasal dari suatu kelompok atau penatua tertentu yang menjadi "tudung"nya ? Saudaraku, silahkan saudara selidiki seluruh kitab suci, baca dan pelajarilah sampai mata saudara pedas dan pandangan saudara kabur, sampai saudara tertidur dengan gelisah disamping Alkitab dan berbagai buku referensi yang masih terbuka diatas meja, dan saya katakan pada saudara bahwa segala jerih payah saudara tidak akan membuahkan sesuatu dan sia-sia ! Doktrin "tudung" tidak ada dalam firman Allah. Jika kita tidak melihat kenyataan ini, kita adalah pembaca-pembaca Alkitab yang buta ! Pakaian asing ! Jika saudara mengajarkan doktrin ini, sepatutnyalah saudara merobek-robek Alkitab saudara".




"Jalan musuh yang berliku-liku begitu licik dan memperdayakan, sehingga jika saudara tidak bisa dipikat untuk tenggelam dalam dosa dan melupakan jalan kebenaran, maka musuh akan berusaha agar saudara tenggelam dalam sistem agama, sombong rohani, pura-pura rendah hati, taat pada gembala sidang, tudung atau penasihat rohani, yang membuat saudara terpisah dari PENYATUAN dengan Kristus sebagai KEPALA, sehingga saudara tidak bisa dipimpin oleh RohNya".



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.