Kamis, 12 Januari 2012


Kristen Tetapi Bukan Pengikut Kristus



KRISTEN sering hanya menjadi sekadar identitas bagi seseorang. Maka setiap kita perlu bertanya pada diri sendiri: Apakah kita Kristen orang yang terhormat menjadi pengikut Kristus? Pengikut Kristus harus punya suatu gaya hidup kristiani, yang sesuai dengan kehendak Kristus, gaya hidup yang memberi kita identitas bahwa kita adalah  pengikut Kristus, bukan pengikut dunia. Identitas yang jelas, bisa dikenal semua orang. Dalam Kisah Para Rasul 11: 26 dikisahkan tentang kehidupan orang-orang Kristen yang dianggap, unik, aneh di tengah-tengah masyarakat kafir, pemuja banyak tuhan (politeisme). Bagi warga Antiokhia saat itu, orang-orang Kristen itu lain, tidak masuk akal. Orang Kristen dianggap aneh dan bodoh. Orang-orang Kristen tampak terlalu sopan di tengah kehidupan yang sangat vulgar dan borjuis
Ketika kita berani menyebut diri sebagai orang Kristen, tugas dan tanggung jawab kita untuk menjadi orang terhormat, menjadi pengikut Kristus yang sekaligus menghormati gaya hidup Kristen. Gaya hidup kristiani sesuai dengan ketetapan-ketetapan Kristus, bukan ketetapan gereja, golongan, tetapi harus mengacu jauh ke dalam kebenaran firman. Karena kita pengikut Kristus, ikuti saja jejak-Nya. Karena kita pengikut Kritus, ikuti saja yang dilakukan-Nya. Kristen harus mempunyai spirit yang sangat kuat. Kekristenan membuat kita menjadi orang yang siap hidup berbeda dengan yang bukan Kristen, dalam kualitas iman dan moral.

Anda tidak perlu membuktikan sebagai orang Kristen yang baik dengan cara,  misalnya, memegang tampuk kekuasaan lalu mengendalikan orang lain. Anda tidak perlu menyebut diri Kristen yang baik dengan memaksa orang lain menyebut Anda baik.  Supaya disebut orang Kristen yang baik, Anda tidak perlu membayar kiri kanan.  Siap berbeda dengan orang yang bukan Kristen, bukan dengan cara seperti itu. Tetapi  seperti kata Roma 12: 2, kita berubah sehingga tidak sama dengan dunia ini. Berubah karena pembaruan budi yang dikerjakan Roh Kudus. Berubah sehingga kita mengerti apa yang menjadi kehendak Allah.
Siapkah Saudara menjadi tidak sama dengan dunia ini? Siap berbeda untuk menunjukkan kualitas iman, kualitas moral? Sebagai orang Kristen omongan kita harus bisa dipegang. Jangan seperti orang lain yang omongannya tidak bisa dipegang. Kita memang beda. Sebab bagaimanapun kualitas iman kita adalah kualitas iman yang mengacu pada semangat gairah untuk mengekspresikan cinta kasih, bukan membalas dendam. Semangat kita bukan sekadar untuk menjadi yang paling banyak, sehingga paling berkuasa, tetapi paling banyak membagi berkat dan cinta kasih. Sehingga setiap orang Kristen, sekalipun berbeda di tengah-tengah gelombang jaman yang materialistis, mampu mengendalikan diri dari hawa nafsu sehingga tidak menghalalkan segala cara untuk cari uang. Ia menjadi orang yang hormat dan sungkan, tidak mengatasnamakan agama untuk mencari uang, tidak menjual penderitaan orang lain demi uang.

Orang Kristen adalah orang yang sadar akan komitmennya menjadi murid Kristus, dan siap menerima segala konsekuensi yang akan muncul. Kita tidak boleh berubah di tengah jalan. Ketika Anda menjadi seorang Kristen, maka itulah komitmen yang harus disadari sepenuhnya, bahwa menjadi pengikut Kristus itu memang begitu risikonya. Kita musti hidup sungguh-sungguh, hidup sepadan dengan apa yang dituntut-Nya.

Komitmen melayani Tuhan

Seorang Kristen harus setia kepada komitmennya untuk mau melayani Tuhan. Seorang Kristen harus setia untuk mau menyatakan komitmennya mengikut jejak Kristus.
Kristen tidak mengimingi orang lain dengan hal-hal yang bersifat duniawi, tetapi bagai-mana kejujuran batin kita, gaya hidup kita, karya nyata kita, supaya orang lain tahu siapa kita, dan akhirnya mereka juga berkata, “Aku pun mau jadi pengikut Kristus”. Adakah hal-hal se-perti itu yang terjadi? Atau justru umpatan yang kita dapat?

Sering dalam perjalanan hidup, kita tidak setia dengan komitmen awal kita. Saat dalam  kesusahan, dekat sekali dengan Tuhan, hidup penuh kejujuran, apa adanya. Waktu punya uang sedikit, kita mulai neko-neko. Punya banyak uang, larilah segalanya. Perilaku berubah total, karena sudah menjadi liar karena uang. Omongan kita tidak bisa lagi dipegang, tidak lagi jujur, karena sudah gila karena uang.
Kita semua bisa jatuh ke dalam jurang yang sama. Kita bisa mengalami perubahan dari kemajuan menuju kehancuran. Perubahan yang bukan ke positif, tetapi negatif. Kita berubah: dulu baik, sekarang tidak baik. Padahal kekristenan seharusnya perubahan dari yang tidak baik menjadi baik. Tetapi rupanya realita jaman, daya tarik alam semesta ini sangat kuat, sehingga banyak orang yang gelap mata terhadap glamour kehidupan, akhirnya menyangkali kejujuran iman. Mungkin demi mobil, rumah, jabatan, jodoh, atau kenikmatan yang mungkin tidak pernah dia miliki. Ini berbahaya.

Ketika menyebut diri sebagai seorang Kristen apakah Anda sadar dengan semua itu? Atau sekadar karena lahir dalam keluarga Kristen? Identitas di KTP? Maka perlu kejujuran untuk memeriksa diri dengan baik, di mana kita berada, dan bagaimana seharusnya kita hidup. Berhentilah sejenak, memikir ulang: adakah saya sungguh-sungguh mengikuti Kristus, sehingga saya berani menyebut diri saya Kristen? Adakah saya betul-betul hidup menjadi berkat sehingga orang-orang akhirnya tahu siapa itu pengikut Kristus, karena melihat hidup saya?
Karena itu berdoalah. Jangan menjadi seorang Kristen yang belum menjadi Kristen. Jangan mengaku Kristen namun belum menjadi pengikut Kristus. Berhenti sejenak dan berdoa: Kiranya hari ini Tuhan, aku menjadi seorang Kristen yang Kristen, Kristen yang mengikut Kristus.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.