Selasa, 21 Mei 2013

Protes Penghargaan SBY, Romo Magnis Surati ACF


62830_frans_magnis_suseno.jpg
Profesor bidang filsafat, Franz Magnis Suseno, melayangkan protes keras kepada Appeal of Conscience Foundation (ACF) melalui surat terbuka.  Kepada lembaga yang sedianya menganugerahi Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan penghargaan "World Statesman" itu Magnis mengungkapkan kritik dan ketidaksetujuannya.  Bukan tanpa alasan, tokoh umat Katolik ini menilai pemberian penghargaan itu diberikan tanpa melihat situasi sebenarnya kehidupan beragama di Indonesia.


Sulitnya umat Kristen untuk berkembang dan mendapatkan izin membuka tempat ibadah, termasuk tentang peningkatan jumlah penutupan paksa terhadap gereja-gereja, seperti ditulis Magnis dalam suratnya menjadi bukti nyata bahwa ACF tidak melirik hal itu sebagai bahan pertimbangan.  Belum lagi soal sikap memalukan dan sangat berbahaya dari kelompok agama garis keras terhadap apa yang disebut ajaran sesat, seperti jemaah Ahmadiyah dan warga Syiah, seperti ditulis Romo Magnis. 

Penghargaan Negarawan Dunia tahun ini kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dinilai berjasa dalam merawat toleransi beragama di Indonesia, menjadi ironi besar, lain sekali dengan fakta yang ada di akar rumput.  Berikut salinan lengkap surat terbuka Romo Magnis:



"Surat Terbuka Romo Franz Magnis Suseno SJ untuk ACF
 
Tuan-tuan dan Puan-puan dari Banding dari Appeal of Conscience Foundation (ACF),
 
Saya seorang pastor Katolik dan profesor Filsafat dari Jakarta. Kami di Indonesia mendengar bahwa Anda akan memberikan Penghargaan Negarawan Dunia tahun ini kepada Presiden kami, Susilo Bambang Yudhoyono karena jasanya dalam merawat toleransi beragama.
 
Rencana itu sangat memalukan, dan mempermalukan Anda sendiri. Itu dapat mendiskreditkan klaim apapun akan Anda buat sebagai sebuah institusi berlandaskan moralitas.
 
Bagaimana mungkin Anda dapat mengambil keputusan seperti itu tanpa meminta masukan dari kami yang mengalaminya langsung Indonesia? Mudah-mudahan Anda tidak membuat keputusan tersebut sekadar untuk menanggapi desakan dari orang-orang yang dekat dengan Pemerintah kami ataupun rombongan di sekitar Presiden.
 
Apakah Anda tidak tahu tentang kesulitan umat Kristen untuk berkembang dan mendapatkan izin membuka tempat ibadah, tentang meningkatnya jumlah penutupan paksa terhadap gereja-gereja, tentang banyaknya regulasi yang membuat kaum minoritas lebih sulit beribadah kepada Tuhan, serta intoleransi tumbuh begitu pesat di tingkat akar rumput? Dan secara khusus, apakah Anda tidak pernah mendengar tentang sikap memalukan dan sangat berbahaya dari kelompok agama garis keras terhadap apa yang disebut ajaran sesat, seperti jemaah Ahmadiyah dan warga Syiah? serta pemerintah yang dipimpin oleh Susilo Bambang Yudhoyono tidak melakukan apa-apa dan enggan mengatakan sepatah kata pun untuk melindungi mereka?
 
Ratusan orang yang hidup di bawah kepemimpinan presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah diusir dari rumah mereka, mereka masih hidup sengsara di tempat-tempat pengungsian seperti gedung olahraga, bahkan sudah ada jemaah Ahmadiyah yang dibunuh dan warga Syiah yang tewas (sehingga muncul pertanyaan apakah Indonesia akan memburuk kondisinya seperti di Pakistan dan Irak [seperti yang dikatakan Presiden GW Bush] di mana setiap bulan ratusan orang Syiah dibunuh dengan dalih agama)?
 
Tidakkah Anda juga tahu bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sejak pertama kali menjabat sampai 8,5 tahun kini, di istananya belum pernah satu kali pun ia mengatakan sesuatu kepada rakyat Indonesia, bahwa kaum radikal harus menghormati kaum minoritas?  ia telah mempermalukan diri sendiri dengan menghindari tanggung jawab terhadap meningkatnya kekerasan yang menimpa jemaah Ahmadiyah dan warga Syiah?
 
Sekali lagi, siapa sih yang Anda mintai informasi sebelum membuat keputusan terkait penghargaan Anda tersebut? Apa yang menjadi motivasi Anda untuk memberikan penghargaan itu kepada Presiden terkait toleransi beragama padahal ia sangat jelas tidak memiliki keberanian sedikitpun untuk menunaikan tanggungjawabnya melindungi kaum minoritas?
 
Saya harus menambahkan bahwa saya bukan radikal, juga bukan "ekstrimis hak asasi manusia" (jika ada istilah seperti itu). Saya sekadar menunjukkan bahwa begitu banyak kemunafikan. Anda dipermainkan oleh mereka - yang jumlahnya masih sedikit - kaum radikal yang ingin memurnikan Indonesia dari apa saja yang mereka anggap sebagai ajaran sesat dan kafir.
 
Franz Magnis-Suseno SJ"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.